Air Mata Melani di Sidang Skripsi: Gelar Sarjana untuk Ibu, Ayah Sambung, dan Almarhum Bapak
Banda Aceh, Infoaceh.net ā Tangis haru pecah dari wajah Melani Paulina (22) usai menyelesaikan ujian akhir skripsinya di UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dengan suara bergetar, ia memeluk ibunya seraya meneteskan air mata.
Bagi Melani, momen itu bukan sekadar akademik, tapi puncak dari sebuah janji yang akhirnya tertunaikanājanji kepada almarhum ayah kandungnya.
Satu per satu pertanyaan dosen penguji dijawabnya tenang. Namun usai dinyatakan lulus, emosi tak terbendung. Gelar Sarjana Perbankan Syariah yang kini ia sandang dipersembahkan untuk tiga sosok paling berjasa dalam hidupnya: sang ibu Irmayani, ayah sambung Suhadi, dan mendiang ayah kandung, Sumardi Rafli.
āKalau bukan karena beasiswa dari Pemerintah Aceh, saya mungkin tak bisa kuliah. Gelar ini untuk almarhum Bapak, untuk Ibu yang tak pernah lelah memperjuangkan anak-anaknya, dan untuk Bapak Suhadi yang menggantikan peran sejak kecil,ā ujar Melani usai ujian skripsi, Rabu (23/7/2025).
Melani adalah anak dari keluarga sederhana di Gosong Telaga Selatan, Aceh Singkil. Ayah kandungnya meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku SD. Sejak itu, sang ibu menjadi tulang punggung keluarga dengan membuka warung kecil, dibantu ayah sambungnya, Suhadi, yang turut mengasuh dan membesarkannya.
Di tengah keterbatasan, Melani tumbuh menjadi pelajar berprestasi. Ia meraih Beasiswa Aceh Carong pada 2021 dan diterima kuliah melalui jalur undangan. Kini, ia menyelesaikan pendidikan dengan IPK 3,62 dan bersiap mengikuti yudisium sebelum diwisuda pada September mendatang.
Skripsi Melani mengangkat judul āPeran KSPPS Baitul Qiradh Bina Insan Mandiri (BIMA) Terhadap Pemberdayaan Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat (Studi pada UMKM Ibu Rumah Tangga di Banda Aceh)ā. Penelitian itu adalah cerminan hidupnya sendiriātentang perjuangan ibu rumah tangga menopang ekonomi keluarga.
āSaya ingin menunjukkan bahwa lembaga keuangan syariah bisa menjadi motor pemberdayaan ekonomi umat, terutama bagi yang berjuang dari bawah,ā jelasnya.
Dosen penguji memberikan apresiasi atas kerja keras Melani. Ia dibimbing oleh Dr Israk Ahmadsayah dan Mukhsal, MEI, serta diuji oleh Muhammad Arifin, PhD dan Evy Iskandar, SE MSi Ak CA CPA.
Melani adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya telah lebih dulu menyelesaikan studi di UIN Ar-Raniry. Kini giliran Melani membawa obor harapan keluarga. Ibunya, Irmayani, setia mengelola warung dan menyemai semangat dalam setiap piring mie laca-laca yang ia masak demi pendidikan anak-anaknya.
Setelah menyandang gelar sarjana, Melani menyimpan asa untuk melanjutkan studi S2 melalui jalur beasiswa.
āKalau Allah izinkan, saya ingin lanjut S2, mungkin di bidang akuntansi di UGM lewat LPDP,ā ungkapnya.
Ia juga membagikan kiat menyelesaikan kuliah tepat waktu: menyusun rencana studi sejak awal, mengambil SKS maksimal, menjaga komunikasi dengan dosen, dan tidak menunda tugas maupun mata kuliah inti.
Kisah Melani membuktikan, keterbatasan ekonomi bukanlah halangan jika dibarengi semangat, doa orang tua, dan akses terhadap program pendidikan yang berpihak kepada rakyat.