Banda Aceh – Jum’at, 15 Juli 2022, merupakan hari pertama masuk sekolah pasca Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah bagi para siswa tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq pun menyempatkan diri untuk melakukan peninjauan ke sejumlah sekolah.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan kota Banda Aceh Sulaiman Bakri dan Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Banda Aceh Salman Ishak, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Banda Aceh yang terletak di Jalan Prof A Majid Ibrahim menjadi sekolah pertama yang dikunjungi Bakri Siddiq.
Di sana, ia didapuk menjadi pembina upacara yang digelar di halaman sekolah. Sejumlah pesan dan harapan pun disampaikannnya.
“Nanti saat azan zuhur berkumandang, hentikan semua aktivitas dan laksanakan salat berjamaah. Sanggup ya anak-anak semua?”. “Sanggup,” jawab siswa serempak.
Pria berkacamata putra asli Aceh ini juga mengatakan, ia akan menjalankan beberapa program peningkatan syariat dan syiar Islam.
“Salah satunya, yakni pada Sabtu-Ahad kita akan menggelar safari subuh ke seluruh masjid di Banda Aceh,” ujarnya.
Agenda rutin tersebut untuk memakmurkan masjid dengan salat subuh berjamaah.
“Covid-19 boleh melandai di kota kita, tapi tidak dengan penegakan syariat dan syiar Islam,” ujarnya lagi.
Selain itu, Bakri Siddiq juga berpesan kepada siswa agar tetap menjaga kearifan lokal.
“Satu hal yang fundamental adalah anak-anak harus bisa berbahasa Aceh. Kearifan lokal ini mesti kita jaga. Jangan sampai bahasa endatu kita pudar atau hilang digerus zaman,” ujarnya.
Dari halaman upacara, pj wali wali kota menyambagi murid kelas satu yang tengah belajar di dalam kelas.
“Ananda semua belajar yang rajin ya, patuh kepada orangtua, guru, dan juga ustaz-ustazah di tempat mengaji. Anak-anak Aceh harus bisa menjadi generasi terbaik Indonesia, baik di bidang pendidikan maupun agama.”
Berlanjut ke SMPN 1 Banda Aceh di jalan yang sama, Bakri Siddiq juga berkesempatan berinteraksi dengan para siswa di kelas delapan.
“Siapa tadi yang ada salat subuh? Ingat, salat adalah tiang agama. Kemudian semua bisa bahasa Aceh kan? Bahasa geutanyo bahasa endatu jangan lupa,” sebutnya.