Di Forum Rektor Aceh, Dirjen Dikti Sampaikan Program Kampus Berdampak Gantikan Kampus Merdeka
“Kampus harus mampu menjawab tantangan yang ada di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, program pengabdian harus dirancang berdasarkan data dan hasil riset yang valid, serta melibatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan dunia usaha,” kata Prof Marwan.
Prof Marwan menyoroti sejumlah dinamika lokal yang dapat memengaruhi implementasi program, seperti perubahan kepemimpinan daerah, otonomi daerah, dan kondisi sosial-ekonomi mahasiswa.
Ia menekankan pentingnya perhatian dan peran pemerintah daerah dalam mendukung keberlanjutan pendidikan, termasuk membantu mahasiswa yang kurang mampu.
Turut hadir dalam FRA antara lain Rektor Universitas Teuku Umar, Rektor Universitas Samudra, Rektor ISBI Aceh, Rektor IAIN Lhokseumawe, Rektor IAIN Langsa, Rektor IAIN Takengon, serta Ketua STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh.
Forum Rektor Aceh kali ini menjadi ajang diskusi strategis bagi para pimpinan kampus untuk memperkuat sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal dalam dunia pendidikan tinggi.
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, sejumlah rektor memaparkan inisiatif kampus masing-masing yang telah memberi dampak langsung, seperti pemberdayaan desa, penguatan UMKM, serta program lingkungan berbasis teknologi.
Melalui program Kampus Berdampak, diharapkan muncul lebih banyak inovasi sosial dan teknologi dari perguruan tinggi yang berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), terutama di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) seperti Aceh.