“Banyak lulusan memiliki sertifikasi keahlian, tetapi kesulitan dalam bekerja sama dan beradaptasi dengan lingkungan kerja. Karena itu, pengembangan soft skill seperti kepemimpinan, empati, dan integritas sangat diperlukan,” ujarnya.
Prof Inayatillah mengingatkan dalam skala nasional, kurangnya kemampuan bersinergi dan lemahnya etika kerja menjadi tantangan besar.
Ia menyontohkan budaya gotong royong yang diwarisi masyarakat Indonesia sering kali tidak tercermin dalam praktik kolaborasi profesional.
Perwakilan lulusan mahasiswa, Namira Ramadhani mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian ini serta mengajak rekan-rekannya untuk terus belajar dan berkembang bakat.
“Kami sadar perjalanan ini belum berakhir. Semoga ilmu yang telah kami dapatkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kerja,” tuturnya.
Sebagai bentuk penghargaan Fakultas Adab dan Humaniora memberikan penghargaan (Bungong Jaroe) kepada tiga lulusan terbaik dari masing-masing prodi yakni Namira Ramadhani (BSA) dengan IPK 3,88 (Cum Laude), Nahrisya Fajria (IP) dengan IPK 3,73 (Pujian) dan M. Fadil Ilham (SKI) dengan IPK 3,72 (Pujian).