Firmandez Daftar DPD, Siap Lanjutkan Perjuangan Kekhususan dan Keistimewaan Aceh
Sehingga Aceh tidak lagi menjadi daerah termiskin di Sumatera, untuk itu antara wakil rakyat, pemerintah, dunia usaha dan berbagai stakeholder lainnya harus sejalan.
Firmandez menyontohkan, pasca tsunami 2004 silam, ekonomi dan dunia usaha di Aceh porak-poranda hingga pada titik nadir, saat itu sebagai Ketua KADIN Aceh dirinya menggagas Kongres Saudagar Aceh Serantau di Banda Aceh yang dilaksanakan pada Juli 2007.
“Pengusaha Aceh saat itu sangat terjepit, kredit tidak ada, banyak yang macet karena usaha tidak jalan. Tapi dengan semangat bersama kita mencoba bangkit. Kita lobi pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi pengusaha Aceh,” ungkapnya.
Pada saat itu kata Firmandez, bank tidak ada yang mau mengucurkan kredit ke Aceh, karena dunia usaha yang tidak jalan, dan kredit macet yang sudah menumpuk.
Akhirnya, Firmandez meminta kepada pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kala saat itu untuk mereskedul penyelesaian kredit macet pengusaha di Aceh, serta meminta bank untuk kembali mengucurkan kreditnya di Aceh.
“Alhamdulliah atas bantuan Wapres Jusuf Kala dan Direktur Bank Indonesia saat itu Ibu Miranda Gultom, pengusaha Aceh bisa memperoleh kredit kembali dan kredit yang menunggak penyelesaiannya direskedul. Dan sekarang hasilnya kita nikmati bersama, dunia usaha di Aceh sudah bergeliat kembali,” kenangnya.
Masih menurut Firmandez, perjuangan untuk kesejahteraan Aceh merupakan perjuangan tanpa akhir di berbagai jalur.
Makanya, setelah dulu di DPR RI, kini dirinya maju lagi melalui jalur DPD untuk menjadi salah satu wakil rakyat Aceh di Senayan. (IA)