“Terima kasih kepada Detasememen Gegana Satbrimob Polda Aceh yang telah bekerja sama dengan SMAN 2 Banda Aceh. Selain melakukan penyemprotan, kita juga melakukan persiapan lainnya seperti cuci tangan, memakai masker dan juga menata ruang,” ujarnya.
Di samping berbagai persiapan telah dilakukan, Muchtar mengungkapkan, masih menunggu petunjuk dari dinas. Apakah Banda Aceh bisa dilakukan proses belajar dengan tatap muka atau berlanjut daring atau online.
“Jadi kita masih menunggu sampai nanti sore, apakah Banda Aceh bisa tatap muka atau daring. Kemudian SMAN 2 ada dua versi, boarding dan reguler. Khusus yang boarding sesuai instruksi menteri belum bisa ke asrama dan mereka dipastikan belajar seraca daring sampai ada ketentuan berikutnya,“ sebutnya.
Selama ini, lanjutnya Muchtar, banyak orang tua yang menelpon dan meragukan jika dilakukan belajar tatap muka. Ada juga yang mengharapkan agar sekolah tatap muka bisa segera dimulai.
“Di satu sisi, ada orang tua yang meragukan jika sekolah dilakukan tatap muka. Ada juga orang tua merasa jenuh melihat anaknya di rumah belajar daring. Mungkin sudah bosan ingin cepat kembali ke sekolah,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Komite Sekolah SMAN 2 Banda Aceh Sukur, SPd MPd. Ia menyebutkan, sebagai upaya telah dilakukan pihak sekolah, termasuk melakukan penyemprotan desifektan kesejumlah ruang dan lingkungan sekolah.
“Ini bagian memberikan suatu kenyamanan bagi terlaksananya proses belajar, terutama masuk tahun ajaran baru 13 Juli 2020,” sebutnya.
Namun untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, Sukur menuturkan, akan tetap mendukung apapun yang diambil oleh kepala sekolah dengan aturan dan instruksi yang berlaku dari atasan. Apakah dari Pemko Banda Aceh dari Gubernur Aceh atau kementerian.
“Apapun keputusan yang di ambil pihak sekolah, kami siap. Apakah melanjutkan sekolah secara daring atau tatap muka,” pungkasnya. (IA)