Banda Aceh, Infoaceh.net — Sebanyak 80 mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengikuti praktik restorasi naskah kuno di Aula Museum Aceh, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Pelestarian Koleksi di Era Digital yang bertujuan melatih kemampuan teknis mahasiswa dalam menjaga warisan literasi masa lampau.
Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry, Mukhtaruddin MLIS mengatakan praktikum tersebut merupakan agenda tahunan hasil kerja sama dengan Museum Aceh yang telah berlangsung sejak lama.
“Setiap tahun kami melaksanakan praktik pelestarian koleksi di Museum Aceh. Ini bagian penting dari pembelajaran karena mahasiswa bisa belajar langsung bagaimana merawat manuskrip yang usianya ratusan tahun,” ujar Mukhtaruddin.
Ia menjelaskan, sekitar 80 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pelestarian Koleksi di Era Digital terlibat dalam kegiatan ini.
“Keterampilan seperti ini tidak bisa hanya dipelajari di kelas. Mahasiswa perlu pengalaman nyata untuk memahami karakter kertas, tinta, dan cara penanganan manuskrip agar tidak rusak,” katanya.
Mukhtaruddin menambahkan, kegiatan ini juga menjadi refleksi bagi mahasiswa tentang pentingnya menjaga pengetahuan lokal di tengah arus digitalisasi.
“Merawat naskah kuno bukan hanya tentang menjaga benda tua, tapi menjaga ingatan kolektif dan identitas intelektual Aceh,” ujarnya.
Kepala UPTD Museum Aceh, Arif Arham menyambut baik kegiatan tersebut. Ia menilai keterlibatan mahasiswa dalam konservasi dan restorasi naskah menjadi cara efektif menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya warisan literasi Aceh.
“Kami senang melihat semangat mahasiswa dalam belajar konservasi dan restorasi naskah. Ini menunjukkan masih ada generasi yang peduli pada warisan pengetahuan,” kata Arif.
Ia juga menyoroti potensi karier di bidang konservasi. “Profesi konservator di luar negeri sangat dibutuhkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Jika ada mahasiswa yang serius menekuni bidang ini, peluangnya terbuka luas,” ujarnya menambahkan.
Dalam praktik tersebut, mahasiswa dibimbing langsung oleh tim konservator dan pustakawan Museum Aceh antara lain Erni Mahdalena (Kasi Preparasi dan Konservasi), Nurhasanah (Kasi Koleksi dan Bimbingan Edukasi), Zurny (Pustakawan Ahli Muda), Rahmi Novianti dan Ahmad Nuhdi Rufky.
Para instruktur memperkenalkan metode dasar restorasi, mulai dari pembersihan kertas, perbaikan serat yang rusak, hingga penyimpanan manuskrip dalam kondisi lembap terkendali.
Salah satu koleksi yang menjadi bahan praktik adalah manuskrip beraksara Arab-Melayu peninggalan ulama Aceh abad ke-18.



