Sementara untuk membantu teman-teman guru di sekolah, Disdik Aceh melalui Balai Tekkomdik dengan mendapat bimbingan PUSDATIN Kemendikbud sedang dan terus berusaha mengembangkan teknologi pembelajaran.
“Saat ini kita telah menyiapkan aplikasi pembelajaran online yang diberi nama Sijempol (Sistim Jejaring Media Pembelajaran Online) Aceh. Dan untuk operasionalnnya telah memiliki team teaching untuk 9 mata pelajaran,” jelasnya.
Dari statistik penguna, aplikasi ini tercatat, telah digunakan oleh 1.416 guru dan 10.115 siswa pada ruang kelas.
“Kita berharap ke depan Balai Tekkomdik dapat terus kita kembangkan agar mampu menyiapkan studio pembelajaran (online dan ofline) yang dapat digunakan oleh guru-guru (guru inti) terbaik kita melalukan pembelajaran yang dapat diterima manfaatnya oleh sekolah-sekolah yang telah terkoneksi jaringan internet melalui kelas audio visual yang akan kita kembangkan,” sebutnya.
Terobosan ini diharapkan akan dapat mempercepat upaya memperkecil kesenjangan kompetensi guru dan fasilitas pendukung pembelajaran saat ini.
Berbagai terobosan pemikiran dalam peningkatan mutu layanan pendidikan, memang tidak apat dipungkiri menjadi terkendala dengan adanya pandemi Covid-19 yang sedang melanda, sehingga masa pencapaian tidak dapat diraih sesuai target waktu yang diharapkan.
Kedua tokoh pendidikan tersebut, dalam diskusi yang telihat sangat akrab itu, memiliki pandangan sama, yang menjadi perioritas dalam percepatan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan harus memperioritaskan pada peningkatan kompetensi kepemimpinan kepala sekolah.

Karena dengan kompetensi yang cukup dan diberi kewenangan yang lebih optimal melalui konsep otonomi sekolah yang lebih luas, maka setiap kepala sekolah akan mampu mengembangkan kreativitas yang lebih baik sehingga kinerja sekolah dalam mewujutkan fungsi dan tujuan pendidikan dapat lebih optimal. (IA)