Menteri Ketenagakerjaan di Milad USK: Lulusan Harus Punya Multiskill, Tak Cukup Satu Keahlian Saja
Banda Aceh, Infoaceh.net — Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof Yassierli ST MT PhD hadir sebagai Dies Reader dalam Milad ke-64 Universitas Syiah Kuala (USK), berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Jum’at, 26 September 2025.
Dalam orasinya, Menteri Yassierli menyoroti tantangan besar yang dihadapi lulusan perguruan tinggi, yaitu kesenjangan antara program studi dan kebutuhan riil pasar kerja.
Menurut Menteri Yassierli, banyak pekerjaan saat ini didesain berdasarkan proses bisnis, bukan berdasarkan taksonomi ilmu pengetahuan. Hal ini menciptakan gap yang signifikan.
“Tidak cukup hanya spesialisasi, sekarang orang berpikir minimal menguasai dua bidang. Seperti ‘gigi kelinci’,” ujar Menteri Yassierli.
Ia mencontohkan, seorang lulusan matematika tidak cukup hanya menguasai ilmunya, tetapi harus juga menguasai digitalisasi, atau lulusan kimia harus juga memahami pemasaran.
Untuk mengatasi tantangan ini, Menteri Yassierli menekankan pentingnya penguasaan kompetensi di luar technical skill saja, seperti AI, big data, cybersecurity, dan literasi teknologi.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya soft skills seperti leadership, social skills, dan talent management untuk beradaptasi dengan perubahan.
“Sayangnya, human capital dan produktivitas tenaga kerja kita masih di bawah rata-rata ASEAN. Selain itu, keterampilan digital kita masih sangat rendah,” tambahnya, merujuk pada realitas bahwa rata-rata skill digital Indonesia masih 19% dengan hanya 6% yang dianggap ahli.
Meskipun demikian, Menteri Yassierli tetap optimis. Ia mengajak semua pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk bersinergi menciptakan lapangan kerja baru. Menurutnya, masalah pengangguran adalah tanggung jawab bersama.
Ia mencontohkan program strategis pemerintah, seperti program swasembada pangan oleh Kementerian Pertanian dan pembukaan 1.000 Desa Nelayan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Menteri juga menekankan pentingnya hilirisasi komoditas. Ia mendorong kampus untuk terlibat aktif dalam proses ini.
“Pemerintah fokus pada hilirisasi. Kampus harus masuk dalam hilirisasi komoditas pertanian, perkebunan, tambang, dll. Jangan sampai kita menjual bahan mentah ke luar lalu mengimpornya kembali dalam bentuk olahan,” tegasnya.
Kasih Komentar