Akhirnya, personel Disdik Aceh kini diisi oleh mereka yang juga tidak paham pendidikan seperti Alhudri. Beberapa personel yang digusur dan diganti dengan ASN Dinsos adalah untuk jabatan Kabid Sarpras, Kasubbag Keuangan, Sekretaris, Tekkomdik, dan Kacabdin Sabang. “Itulah situasi yang terjadi di Disdik Aceh sekarang ini,” sebutnya.
Tim yang dibawa Alhudri itu, lanjut peneliti ini, terbukti tidak bisa bekerja. Akhirnya, kualitas pendidikan Aceh benar-benar terpuruk di bawah kepemimpinannya.
Tidak mau boroknya kelihatan, kata Hifjir, Kadisdik jagoan Nova ini akhirnya berusaha keras menutupinya dengan berbagai agenda pencitraan.
Meski usaha tersebut sia-sia belaka. Karena masyarakat bisa mengakses langsung untuk mengetahui data kelulusan siswa di jalur SBMPTN.
Menurut Hifjir, publik sangat meyakini bahwa praktek terburuk dari kebijakan gubernur yang salah dalam menempatkan pejabat akhirnya telah melemahkan pendidikan Aceh.
Karenanya, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki diharapkan tidak melakukan kesalahan yang sama.
Pj Gubernur, kata dia, harus mengoreksi kebijakan keliru pemimpin sebelumnya. Ke depan, perlu dipilih figur yang memiliki kompetensi, leadership, serta integritas untuk mengurus.
“Saat ini Aceh butuh Kadis Pendidikan yang paham skala prioritas pendidikan serta mampu menerjemahkan kebijakan Pj Gubenur Aceh,” ungkapnya. (IA)