Putra Aceh Besar Lulus Summa Cumlaude di Maroko, Tesis Soal Akidah Sesat di Indonesia
MAROKO — Putra Barabung, Darussalam, Aceh Besar, Asyraf Muntazhar baru saja berhasil menamatkan program studi magisternya dari Studi Master Ilmu Akidah dan Studi Agama-Agama dalam Perspektif Ulama Barat Islam, Universitas Hassan II Ain Chock, Casablanca, Kerajaan Maroko pada Rabu (20/12) dengan predikat Hasan Jiddan (Cumlaude) dalam kurun waktu dua tahun.
Sidang tesis yang diadakan di Maktabah Kulliyat Ain Chock tersebut berlangsung selama lebih dari 2 jam secara khidmat dan interaktif.
Tgk Asyraf mempertahankan tesisnya di hadapan sejumlah penguji dari salah satu universitas terbaik di Maroko tersebut, yaitu Prof Dr Abdel Mun’im Kriker dan Dr Muhammad El Maroufi, serta dosen pembimbing tesis Dr Abdessalam Rhiwi yang turut hadir dalam sidang tersebut.
Selain itu, pada sidang Sekretaris Umum Forum Mahasiswa Aceh Dunia (FORMAD) tersebut turut hadir pula sejumlah mahasiswa Maroko dan para pelajar Indonesia di Maroko dari berbagai jenjang pendidikan.
Tesis alumni Dayah Insan Qurani, Aceh Besar ini berjudul “Akidah-akidah Sesat di Republik Indonesia dan Metode Penanggulangannya” yang mengupas tentang sejumlah pemikiran akidah sesat yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, membahas dan meneliti metode pihak-pihak terkait di Indonesia seperti pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan sejumlah ormas keagamaan dalam menanggulangi penyebaran akidah sesat tersebut dengan turut merujuk kepada referensi ulama-ulama Maghrib ‘Arabi (Dunia Barat Islam – Maroko dan sekitarnya) dalam memperkuat argumentasi ilmiahnya.
Prof Abdel Mun’im yang bertindak sebagai pimpinan sidang, dalam komentarnya terhadap tesis Tgk Asyraf turut memuji argumentasi kuat dan informasi lengkap terkait hal-hal yang berkaitan dengan tema tesis.
Kendati tetap memberikan beberapa masukan untuk perbaikan kualitas penulisan karya ilmiah di masa mendatang.
“Saya mengapresiasi karya ilmiah milik Sidi Asyraf Muntazhar yang cukup kuat dalam mengutarakan argumentasi ilmiahnya terkait problematika yang terjadi di negaranya (Indonesia), dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang dipelajarinya selama mengenyam pendidikan di Maroko,” ujarnya.