Sebab, banyak para dosen dan alumninya, ikut terlibat dalam perjuangan pisik, gagasan maupun konsep hingga terwujud perdamaian antara GAM dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki.
Berbagai konsep dan gagasan tentang perdamaian dan pembangunan Aceh, baik secara terbuka maupun tertutup, terus kami dapatkan dari para guru besar perguruan tinggi di Aceh. Salah satunya Unsyiah.
Makanya, saat kader Partai Aceh memimpin, banyak akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Aceh, termasuk Unsyiah yang diajak dan libatkan dalam pemerintahan.
Selain itu, tak sedikit dari alumni Unsyiah dan perguruan tinggi negeri serta swasta di Aceh, yang juga direkrut serta menjadi anggota DPR Aceh serta DPRK di seluruh Aceh. Ini membuktikan, Partai Aceh tetap terbuka dengan kehadiran para akademisi.
“Karenanya, kami tidak pernah menutup mata terhadap berbagai jasa dan konstribusi tersebut, sehingga saat Partai Aceh memimpin Aceh, banyak akademisi yang kami libatkan dari struktur Pemerintah Aceh. Baik sebagai staf ahli maupun kepala dinas (SKPA),” sebutnya.
Komitmen pelibatan ini akan terus dilakukan Partai Aceh, sejalan dengan mandat dan kepercayaan politik rakyat Aceh kepada Partai Aceh. (IA)