BIREUEN — Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya (Mesra) Samalanga Kabupaten Bireuen meraih penghargaan Anugerah 1 Abad NU kategori pesantren yang berusia lebih 100 tahun atau 1 abad.
”Alhamdulillah Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga berdasarkan surat resmi yang dikirim PBNU mendapatkan Anugerah 1 Abad NU dari 68 pesantren yang mendapatkan Anugerah 1 Abad NU. Puluhan pesantren tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Abu Syekh H Hasanoel Basri HG, Mudir Dayah MUDI Samalanga, seperti dilansir dari NU Online, Jum’at (3/2/2023).
Sosok yang akrab disapa Al-Mursyid Abu MUDI itu menjelaskan penghargaan itu diperoleh dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka menyambut 1 Abad NU melalui kegiatan Anugerah 1 Abad NU di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (31/1/2023).
”Dalam acara ini, PBNU memberikan anugerah kepada pesantren yang berusia lebih dari 100 tahun atau 1 abad. Semoga Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga ke depannya lebih maju dalam kiprah dan kontribusinya untuk agama dan negeri ini,” harap mustasyar PBNU itu.
Penghargaan untuk Dayah MUDI Mesjid Raya diterima Tgk Muntasir A Kadir, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul (PCNU) Bireuen mewakili Abu MUDI. Ia menyampaikan turut bangga atas penghargaan tersebut.
Dayah MUDI Mesjid Raya didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya Samalanga. Perletakan batu pertama dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda pada sekitar abad ke XVII tahun 1607-1636.
“Waktu itu pimpinan dayah pertama dikenal dengan nama Faqeh Abdul Ghani. Bersamaan dengan pemerintahan Samalanga dijabat oleh Tun Sri Lanang, asal Negara Jiran Malaysia. Namun sayangnya, sejarah dayah pimpinan Teungku Faqeh tidak tercatat, selain berapa lama Tgk Faqeh ini memimpin dayah, (juga tidak ditemukan) siapa pula sebagai peganti selanjutnya,” ujarnya.
Pimpinan Dayah Jami’ah Al-Aziziyah (DJA) Kuta Glee Batee Iliek Samalanga itu menambahkan bahwa kepemimpinan Dayah Mudi Mesra tercatat pada tahun 1927. Sejak itu Dayah Mudi Mesra dipimpin oleh Tgk H Syhabuddin bin Idris dengan jumlah santri 100 orang putra dan 50 orang putri.