Rektor USK Dilantik Jadi Ketua PII Provinsi Aceh 2023-2026
PII Aceh dengan mitra di daerah, seperti Pemerintah Aceh, DPRA, Kodam, Kepolisian, Kejaksaan, dll, siap bersinergi dalam rangka memberikan edukasi dan kepastian hukum bagi segenap insinyur.
Sementara itu, Sekjen PII Bambang Guritno, menyampaikan pihaknya siap membantu Kepengerurusan PII Aceh periode 2023-2026 dalam menjalankan tugasnya. Ia mendorong, agar setiap tahunnya dapat terbentuk paling tidak lima PC PII di Aceh.
“Sehingga tahun ketiga, semoga 15 cabang terbentuk. Karena banyak sekali insinyur di Aceh yang menjadi kekuatan untuk membangun Aceh dan Indonesia. Segera review program kerja, dengan demikian kita bisa selalu pada relnya. Termasuk kebijakan dari pengurus pusat,” ujar Bambang.
Ia menerangkan, tugas bersama PII di seluruh Indonesia adalah menjadikan setiap insinyur sebagai anggota PII, sebab masih banyak insinyur yang belum terdata dan tercatat. Hal ini penting karena merupakan amanat UU, dan bukan sekedar kehendak PII. Dengan demikian, dalam menjalankan praktik keinsinyuran menjadi mudah dan legal.
“Jadi bukan kehendak PII. Justru kami membantu agar tidak ada yang melanggar, terutama yang sedang berkiprah agar terhindar dari pelanggaran. Ini juga bagian dari memberikan kepastian hukum bagi yang sedang praktik keinsinyuran yang ada di Indonesia,” tegas Sekjen PII.
Bambang mengungkapkan, selama 14 bulan terakhir sejak tahun 2021, PII mengalami kemajuan sangat signifikan, dari 45000-an insinyur, sekarang sudah terdata sebanyak 65000-an anggota. Targetnya, pada tahun 2023-2024, keanggotaan insinyur di PII bisa sampai 100.000-an.
“Untuk aksesor, kami mempersilahkan PII Aceh atau USK dan kampus lain di Aceh untuk mengusulkan nama yang (dinilai) pantas. Assessment sekarang sudah mudah, masing-masing di depan monitor bisa menjalankannya, nantinya bergabung dengan aksesor dari seluruh wilayah di Indonesia,” pungkasnya. (IA)