Banda Aceh — Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng mengakui, saat ini kualitas pendidikan di Aceh tidak lebih baik dari beberapa provinsi lain di Indonesia.
Bahkan, mutu pendidikan di Aceh masih kalah dengan provinsi lain di Indonesia bagian timur, seperti Maluku dan Papua.
Sementara di tingkat Sumatera, Provinsi Aceh masih kalah dengan Bengkulu. Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi tersebut masih lebih kecil dengan porsi APBA untuk Dinas Pendidikan Aceh.
Informasi ini Rektor USK dapatkan berdasarkan hasil Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
“Sebagai Wakil Ketua LTMPT, saya punya data-data itu. Kualitas pendidikan di Aceh sekarang lebih buram dari kertas yang buram,” ucap Rektor.
Hal itu diungkapkan Rektor USK saat menerima kunjungan silaturahmi Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh ke Kampus USK, Kamis (17/6).
Untuk itulah, Rektor mengharapkan PKS Aceh melalui anggota dewannya di parlemen dapat terlibat aktif untuk menyuarakan persoalan pendidikan di Aceh ini.
DPW PKS Aceh menyatakan siap untuk bersinergi dengan Universitas Syiah Kuala dalam upaya membangun pendidikan khususnya di Aceh. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPW PKS Aceh Tgk Makhyaruddin Yusuf.
Makhyaruddin mengatakan, USK adalah perguruan tinggi pertama sekaligus menjadi simbol intelektual di Aceh. Selama ini USK juga telah banyak berkontribusi dalam upaya pembangunan dan pendidikan di Aceh.
Namun Makhyaruddin memahami, USK sebagai lembaga pendidikan tentu tidak bisa melakukan politik praktis. Karena itulah, PKS Aceh siap memberikan dukungan dengan cara menjembatani aspirasi USK sehingga peran perguruan tinggi ini bisa semakin optimal.
“Insya Allah kami siap bersinergi. PKS dengan anggota DPR RI akan terus menyuarakan untuk kemajuan lembaga pendidikan kebanggaan Aceh ini,” ucapnya.
Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Aceh Khairul Amal juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, partai politik sangat berkepentingan dengan dialektika para akademisi pada sebuah perguruan tinggi. Sebab hal tersebut sangat membantu dalam merancang sebuah kebijakan.
Hanya saja, Khairul Amal menilai pihak eksekutif saat ini seperti memberi jarak dengan pihak kampus. Padahal kampus adalah wadahnya para intelektual yang pemikirannya sangat dibutuhkan.
“Kita lihat bagaimana penanganan Covid-19 di berbagai daerah itu leading sector-nya adalah Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi. Tapi di sini kok dikotominya luar biasa. Itu yang buat saya tidak habis pikir,” ucapnya.
Rektor USK Prof Dr Ir Samsul Rizal M.Eng menyambut baik dukungan PKS Aceh terhadap upaya USK untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas demi mendukung pembangunan di Aceh.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor III dan IV USK, Dekan FISIP, Kepala Biro USK. Sementara dari pihak PKS Aceh, hadir para pengurus DPW dan dua anggota DPRA dari partai tersebut. (IA)