“Tiga hal ini kita bisa capai kalau kita terapkan ekonomi berbasis Pancasila, green economy dan ekonomi berbasis digital (Industri 4.0),” lanjut Rokhmin.
Sementara, Rektor USK Prof Samsul Rizal mengatakan Indonesia patut bersyukur memiliki ideologi kuat, yaitu Pancasila, yang sudah teruji sebagai perekat keberagaman baik suku, bahasa, budaya, dan agama.
“Namun, harus kami akui nilai-nilai Pancasila yang semestinya menjadi landasan hidup sebagai bangsa, kini mulai memudar dari jati diri masyarakat kita. Contoh paling sederhana, di media sosial. Bagaimana orang mudah terprovokasi dengan berita yang belum jelas kebenarannya,” katanya.
Ironinya, kata dia, yang menyebabkan berita hoaks itu tak jarang berasal dari orang berpendidikan.
“Orang yang semestinya jadi panutan masyarakat,” tegasnya.
Oleh karena itu, USK memberikan perhatian penuh kepada upaya pembentukan karakter mahasiswa.
Salah satunya ialah melalui mata kuliah pembinaan karakter yang wajib diambil mahasiswa.
Selain itu, ada pula berbagai program pembinaan karakter lainnya.
“Kami ingin mahasiswa Universitas Syiah Kuala tidak hanya cerdas di bidang akademik saja, tetapi juga harus memiliki karakter dan integritas,” urainya.
Di akhir acara, Hasto dan Rokhmin menyerahkan sejumlah buku kepada Prof Samsul Rizal, salah satunya yang berjudul Mustika Rasa.
Seperti diketahui, atas arahan Presiden Soekarno ini dicetak sebagai buku resep masakan nusantara dan diterbitkan tahun 1967. Kemudian, kini sudah dicetak ulang. (IA)