Ia menekankan, Darussalam harus menjadi solusi untuk dua persoalan Aceh yang paling mengemuka, kemiskinan tertinggi di Sumatera dan stunting yang menempatkan Aceh menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia.
“Unsur Darussalam senantiasa harus bersinergi dan harmonis, karena jika tidak, akan berdampak tidak baik bagi pembangunan Aceh. Tiga kampus di Darussalam seyogyanya bahu membahu menjawab setiap persoalan, yang paling dekat adalah bagaimana menurunkan angka kemiskinan serta stunting,” jelas Prof Marwan.
Terakhir, dalam rangka mendukung percepatan kegemilangan Kampus Tgk Chik Pante Kulu, Rektor USK punya wacana membantu setengah dan setengah lagi dibantu UIN Ar-Raniry. Menurutnya, kepedulian antar sesama Darussalam amatlah penting, mengingat keberadaan ketingannya merupakan amanah sejarah dari ‘Ikrar Lamteh’.
Pada kesempatan yang sama, tokoh pendidikan Aceh Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng menyampaikan pesan bermakna. Menurutnya, silaturahmi idealnya dibangun lepas dari kepentingan sesaat, suku maupun kelompok tertentu. Maka berikanlah contoh terbaik, terbebas dari fanatisme keluarga dan seterusnya, untuk diteruskan generasi mendatang.
Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haythar turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia mengajak semua pihak mempelajari sejarah Darussalam, serta meneruskan nilai-nilai luhur demi kemajuan Aceh di masa hadapan.
“Sejak berdirinya kampus di Darussalam, pendidikan Aceh telah mengalami pasang surut. Semoga universitas di Darussalam dapat melahirkan generasi bertaraf internasional,” pesan Wali. (IA)