BANDA ACEH — Nilai-nilai yang ada dalam tradisi pendidikan dayah dianggap penting untuk diadopsi dan dibumikan di perguruan tinggi Islam.
Pembahasan ini mengemukakan dalam Talkshow Pendidikan Islam yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu (7/10).
Talkshow tersebut menghadirkan dua pembicara utama yakni Guru Besar UIN Ar-Raniry Prof Dr Syamsul Rijal MAg dan Ustazah Rahmatillah Rasyidin MAg dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
“Tradisi pendidikan dayah yang dimaksudkan disini adalah kebiasaan dan adat istiadat yang bernuansa Islam seperti kebiasaan melakukan salat berjamaah, Tadarus Al-Qur’an, Ta’zhim terhadap guru, menghargai waktu untuk beribadah, menghormati sesama kolega yang selama ini telah mengakar kuat dalam tradisi pendidikan dayah,” ujar Ustazah Rahmatillah yang tampil sebagai pembicara pertama.
Sementara Prof Dr Syamsul Rijal MAg yang berbicara pada giliran kedua mengatakan, dayah dan kampus itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
“Bahkan sejak dulu UIN Ar Raniry ketika masih dalam status IAIN itu saling bergandengan baik dengan Universitas Syiah Kuala maupun dengan dayah-dayah,” kata Prof Syamsul dalam talshow yang dimoderatori Dr Teuku Zulkhairi MA.
Menurut Guru Besar Filsafat Islam yang pernah nyantri di Dayah MUDI Mesra Samalanga ini, dayah dan kampus sama-sama penting menjaga agar tidak ekslusif.
Artinya, menurut Prof Syamsul, nilai-nilai kelebihan yang ada di dayah itu bisa diintegrasikan ke kampus dan apa yang lebih di kampus itu bisa dibawa ke dayah untuk saling melengkapi.
Prof Syamsul menyampaikan, berbicara tentang akhlak yang harus ditanamkan dalam tradisi pendidikan Islam di Perguruan Tinggi, maka itu harus memiliki soft skill dan hard skill.
“Soft skill nya yaitu ilmu pengetahuan. Sedangkan hard skill-nya adalah kelakuan kita sehari hari. Apakah sesuai dengan ilmu atau tidak. Sebagaimana dalam ayat Al-Quran bahwa salat dapat mencegah dari kemungkaran, itu adalah soft skill. Sedangkan hard skill-nya adalah lakukan salat dengan benar dan khusyu,” kata Prof. Syamsul Rijal menjelaskan.
Ketua HMP PAI periode 2020-2021, Agam Muhammad Rizki menyampaikan dengan talkshow ini diharapkan agar para mahasiswa dapat mendengar dengan baik meteri dan point-point yang disampaikan pemateri sehingga setelah keluar dari ruangan para mahasiswa dapat memperoleh ilmu dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Talkshow Pendidikan Islam ini dibuka oleh Ketua Prodi PAI Marzuki Abubakar MSi dan dihadiri 100-an mahasiswa UIN Ar-Raniry dan para undangan lainnya. Acara Talkshow diselenggarakan dalam serangkaian kegiatan festival tahunan lainnya. (IA)