Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mengukuhkan empat profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat USK Prof Dr Ir Abubakar MS yang dilaksanakan secara daring dan luring dari Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Rabu 10 Maret 2021.
Mereka yang dikukuhkan kali ini adalah Prof Dr Hizir Sofyan, Prof Dr Mohd Harun MPd, Prof Dr nat techn Syafruddin SP MP dan Prof Dr Ir Suhendrayatna MEng.
Pengukuhan kali ini masih dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Pihak keluarga dan undangan yang diizinkan hadir secara langsung pun sangat terbatas.
Rektor USK Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng dalam pidatonya menyampaikan, laju pertumbuhan jumlah profesor di USK dalam beberapa tahun ini cukup baik. Dalam dua tahun ini saja USK telah berhasil mengukuhkan sebanyak 18 profesor baru dalam 5 kali pengukuhan.
Meski dalam rentang waktu yang sama, USK juga kehilangan beberapa profesor, baik karena purna tugas ataupun meninggal dunia.
“Dengan pengukuhan empat profesor ini, maka jumlah profesor yang ada di USK saat ini berjumlah 86 orang,” kata rektor.
Rektor menerangkan, jumlah tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan jumlah total dosen yang ada di USK yang saat ini mencapai 1.579. Karena itulah USK terus mendorong dan memfasilitasi para calon profesor di USK untuk segera meraih jabatan fungsional tertinggi dalam karir akademiknya ini.
“Semoga USK bisa segera mencapai target jumlah profesor minimum yang memadai bagi perguruan tinggi, yaitu 10% dari jumlah dosen secara keseluruhan,” ucapnya.
Rektor menilai kepakaran keempat profesor yang dikukuhkan hari ini sangat penting. Seperti Prof Hizir yang menekuni bidang data mining. Prof Hizir memfokuskan penelitiannya pada penggunaan fuzzy clustering yang ternyata efektif digunakan untuk pengolahan data-data yang tidak memiliki batasan yang jelas antar kelompok.
Prof Hizir membuktikan metode ini sangat pontensial diterapkan pada bidang ekonomi, kesehatan, serta penginderaan jauh.
Untuk itulah, rektor menilai keahlian yang dimiliki Prof Hizir sangat penting, karena penerapan fuzzy clustering ini mungkin saja dapat dikembangkan pada bidang lainya yang lebih luas.
“Jika penelitian ini terus dikembangkan, Insya Allah, akan lebih banyak lagi data di berbagai bidang yang dapat diolah, dianalisis, dan diambil kesimpulannya dengan benar.” kata rektor.
Di sisi lain, tambah rektor, USK juga bersyukur dengan kapakaran yang dimiliki Prof Harun yang memfokuskan diri untuk mempelajari lebih dalam tentang bahasa dan sastra Aceh.
Prof Harun mengamati, bahasa Aceh memiliki khazanah karya sastra yang sangat kaya dan monumental. Ciri dan identitas unik dari sastra Aceh ini sangat potensial untuk menjadi sumber kearifan lokal, terutama karena sastra Aceh ini sesungguhnya sudah tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu.
“Perhatian generasi muda untuk khazanah sastra Aceh saat ini relatif minim. Pengaruh budaya luar, diakui atau tidak ikut memarjinalkan sastra Aceh bagi para generasi muda. Karenanya, kita berharap perhatian, kepakaran dan fokus penelitian dari Prof. Harun akan memberi kontribusi signifikan dalam upaya revitalisasi dan reaktualisasi sastra Aceh secara berkelanjutan,” tegas rektor.
Selanjutnya kepakaran Prof Syafruddin akan sangat berkontribusi di bidang pertanian, yang terus berupaya mencari formula terbaik bagi pertumbuhan tanaman untuk menghasilkan komoditas unggulan. Dari penelitiannya, Prof Syafruddin menemukan formula pupuk hayati mikoriza ternyata sangat efektif membantu penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Pupuk ini juga berperan sebagai biofertilizer, bioprotektor, dan bioregulator, sehingga dapat berfungsi juga sebagai agen biologi ramah lingkungan. Penggunaan pupuk hayati mikoriza ini terbukti mampu meningkatkan produksi secara signifikan.
“Kontribusi Prof Syafruddin akan sangat penting, bukan saja untuk mewujudkan lahirnya komoditas unggulan pertanian, tetapi juga untuk meminimalisasi penggunaan produk tidak ramah lingkungan dalam bidang pertanian,” ungkap rektor.
Prof Suhendrayatna memilih untuk mencari solusi terhadap pencemaran, terutama pencemaran yang disebabkan oleh logam-logam berat. Prof Suhendrayatna berupaya untuk menemukan berbagai metode yang efektif untuk diterapkan pada pengolahan pencemaran logam.
Hasil penelitian Prof Suhendrayatna menunjukkan, penyisihan logam berat dapat dilakukan dengan melibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang mampu menyerap logam-logam berat pencemar. Selain itu, pencemaran logam berat juga dapat diatasi dengan proses solidifikasi serta penggunaan biomass sebagai penyerap.
Metode yang ditelitinya terbukti efektif mengurangi atau bahkan menghilangkan efek pencemaran logam berat dari lingkungan.
“Hasil kajian yang dilakukan Prof Suhendrayatna ini sangat kita butuhkan mengingat angka pencemaran lingkungan yang semakin tinggi. Bagaimanpun, lingkungan hidup yang bebas pencemaran akan memberikan dampak positif langsung terhadap kualitas kesehatan manusia,” pungkas rektor. (IA)