Zakir menyebut UI memiliki program co-branding dengan produsen produk (vendor). “Kita akan lakukan program ini untuk produk parfum nilam dari USK,” ujar putra Aceh ini.
“UI akan terus mengembangkan berbagai kerja sama untuk meningkatkan kontribusi dari bisnis untuk pendapatan UI. Kerja sama dengan USK akan menjadi salah satu yang akan kita tindak lanjuti segera,” pungkas Zakir.
Hal sama juga didiskusikan Ketua BPBU dengan Direktur Inovasi Unpad Diana S Namuri. Unpad memiliki pengalaman sangat baik dalam pengembangan inkubator bisnis baik lokal, nasional maupun internasional.
Diana menjelaskan Direktorat Inovasi Unpad yang dipimpinnya telah melakukan berbagai program pengembangan inovasi dan pembinaan start up. Saat ini ada sekitar 150 start up bisnis dalam binaan inkubator bisnis Unpad.
Inkubator ini dibranding dengan nama Oorange dan telah mendapat rekognisi nasional maupun internasional. Oorange telah melakukan berbagai terobosan dalam inovasi dan komersialisasi produk.
“Kami telah menjalin banyak kemitraan dengan kementerian terkait dalam pengembangan start up bisnis di Indonesia. Banyak komunitas di Bandung yang telah bekerja sama dengan OOrange,” jelas Diana yang merupakan doktor lulusan Monash University Australia.
“Sangat menarik jika antara USK dan Unpad dapat bekerja sama dalam pengembangan produk inovasi baru. Kami tertarik dengan parfum nilam yang dikembangkan dengan inovasi teknologi dari USK,” ujar Diana.
“Semoga dapat ditindaklanjuti dengan PKS antara BPBU dengan Direktorat Inovasi Unpad khususnya dengan Oorange. Sehingga produk parfum dengan teknologi dari USK dapat dikembangkan bersama di Jawa Barat,” pungkasnya.
Badan Bisnis USK dalam kunjungan studi banding ini telah melakukan enam pertemuan akademik dengan empat perguruan tinggi serta lima pertemuan bisnis untuk pengembangan produk inovasi nilam Aceh.
Semua pertemuan tersebut diharapkan akan dapat mendukung persiapan transformasi USK menjadi PTNBH dalam waktu dekat. (IA)