BANDA ACEH — Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh kembali mengukuhkan tiga profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat Prof Dr Ir Abubakar MS. Pengukuhan ini dilaksanakan secara daring dan luring dari Gedung AAC Dayan Dawood Darussalam, Senin (21/2).
Mereka yang dikukuhkan adalah Prof Dr Faisal SE MSi MA, Prof Dr Rusli Yusuf MPd, dan Prof Dr Ir Hammam Riza Yusuf MSc.
Rektor USK Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng dalam sambutannya mengatakan, pengukuhan kali ini terasa istimewa karena merupakan pengukuhan terakhir yang ia hadiri sebagai Rektor USK.
Pada kesempatan ini, Rektor juga sangat bersyukur karena laju pertumbuhan profesor di USK masih relatif terjaga. Bahkan cenderung meningkat dalam dua tahun terakhir. Saat ini USK sudah memiliki 105 orang profesor.
Rektor mengakui, jumlah tersebut masih relatif kecil karena baru 6,8% dari jumlah dosen USK yang mencapai 1.543 orang. Namun, Rektor optimis jumlah profesor USK akan meningkat. Sebab saat ini jumlah dosen USK yang relatif muda, bergelar doktor serta memiliki jabatan fungsional kepala terbilang cukup banyak.
“Saat ini USK memiliki 418 orang dosen yang berjabatan lektor kepala. Jadi kita optimis, mereka bisa segera mencapai gelar profesornya,” ucap Rektor.
Selanjutnya, Rektor menilai kepakaran ketiga profesor baru ini juga sangat penting bagi kemashalatan umat. Misalnya Prof Faisal yang berusaha mencari cara untuk mengontrol konflik keagenan yang sering terjadi pada perusahaan publik. Risetnya ini bertujuan untuk membuat proses investasi berjalan sehat, sehingga bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi negara.
“Kajian Prof Faisal sangat penting, mengingat studi governance tentang konflik keagenan masih relatif sedikit, dan belum menghasilkan kesimpulan yang benar-benar konkrit,” ucap Rektor.
Begitu pula kepakaran Prof Rusli yang berusaha mencari cara untuk mengontrol prilaku manusia agar mencintai lingkungan. Mengingat saat ini dunia mengalami krisis lingkungan yang sangat serius. Selain faktor teknis-alamiah, penyebab kerusakan lingkungan hidup ternyata adalah perilaku manusia, yang memperlakukan lingkungan tidak baik, jauh dari tatanan konsensus dan etika, serta sifat antroposentris yang hampir tidak terkontrol.