Bagi dunia pendidikan Aceh, tahun 1959 tepatnya pada 2 September menjadi milestone atau tolak ukur, karena pada masa itu didirikan Kopelma Darussalam yang kemudian di dalamnya berdiri tiga lembaga pendidikan yaitu, Unsyiah, IAIN Ar-Raniry yang kemudian menjadi UIN Ar-Raniry serta Dayah Manyang Tgk Chik Pante Kulu yang kini menjadi STIK Tgk Chik Pante Kulu.
“Tanggal 2 September 1959 kemudian dikenal Hari Pendidikan Daerah Aceh,” ucap Wali Nanggroe.
Di masa sekarang ini, Wali Nanggroe juga mengingatkan, menurut spirit Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pendidikan yang dibangun di Aceh adalah yang bertaraf internasional.
“Meskipun sekarang taraf nasional pun masih jauh tertinggal,” ungkapnya.
Namun demikian, tambah Wali Nanggroe, saat ini masyarakat Aceh patut bersyukur atas capaian-capaian yang diraih Unsyiah dan UIN Ar-Raniry dengan berbagai prestasi yang diraih di level internasional.
“Dengan silaturahmi Kopelma Darussalam hari ini, saya yakin kita dapat membuka era baru yang lebih konkret lagi di bidang pendidikan di Aceh tercinta ini. Sehingga Aceh kembali menjadi sumbu peradaban modern, bukan hanya di nusantara, tetapi bahkan di dunia seperti masa silam, yang berpusat di Kopelma Darussalam ini,” pungkas Wali Nanggroe. (IA)