Sepanjang debat, tidak ada saling serang atau saling desak. Program, ide dan gagasan yang disampaikan para paslon justru lebih sering mendapatkan dukungan dan “diaminkan” paslon lainnya, sehingga lebih mirip seperti diskusi.
Paslon saling dukung dan menyatakan sepakat jika kekurangan jawaban ditambahkan paslon lainnya.
Beberapa hal yang diangkat menjadi program para paslon antara lain Ekonomi Kreatif, Ekonomi Digital dan Ekonomi Kerakyatan, Pengelolaan Keuangan Kota, Perpajakan dan Investasi.
Infrastruktur, Permukiman, Pariwisata dan Kebudayaan, Keuangan dan Ekonomi Syariah, Pembangunan Ekonomi, Perdagangan dan Pengembangan Wilayah. investasi.
Paslon sepakat investasi dan ekonomi kreatif akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Banda Aceh.
Para paslon pun sependapat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kota Banda Aceh.
Paslon nomor urut 04 Irwan Djohan mengatakan, Kota Banda Aceh butuh pemerintahan yang responsif, kemudian juga terbuka untuk investasi sesuai visi dan misinya.
“Sehingga investor tertarik dan juga merasa nyaman, aman untuk berinvestasi di Kota Banda Aceh. Sehingga dampaknya akan bisa dirasakan oleh masyarakat, meningkatkan pendapatan asli daerah, dan juga meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Banda Aceh,” pungkasnya.
Ketua KIP Banda Aceh Yusri Razali menyatakan, debat publik Paslon Walikota Banda Aceh putaran kedua menjadi sarana bagi masyarakat dalam menentukan hak pilihnya.
Yusri mengatakan, debat publik putaran kedua bagi keempat pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh sebagai ajang untuk menyampaikan gagasan, program kerja serta visi misi dalam membangun Kota Banda Aceh lima tahun yang akan datang.
“Tentu saja memiliki tantangan dan personal yang dihadapi Walikota ke depan. Tentu tema ini akan menjadi penting dalam membuka wawasan terhadap visi misi yang dapat menghadirkan solusi bagi masyarakat. Tentu lewat debat ini nanti masyarakat akan menjadi pilihan dalam menggunakan hak pilihnya pada Pilkada nanti,” kata Yusri.