BANDA ACEH — Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr Habib Salim Segaf Al-Jufri turut menyinggung soal Calon Gubernur Aceh pada Pilkada 2024 mendatang dari kader PKS.
Katanya, ada aroma-aroma dan semangat dari PKS Aceh untuk merebut jabatan Gubernur Aceh, dan ia pun mendukung langkah Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS M Nasir Djamil untuk maju menjadi Calon Gubernur Aceh.
“Kita harus optimis dengan semangat kebersamaan, dan kita lihat wajah-wajah Gubernur Aceh ke depan. Saya lihat Pak Nasir Djamil untuk Gubernur Aceh ke depan. Insya Allah, inilah kekuatan kita semua. Kekuatan ulama, kekuatan seluruh masyarakat. Kita akan memastikan menang. Saya yakin, kita menang di Aceh dan menang di seluruh Indonesia,” ungkap Habib Salim pada konsolidasi dan silaturahmi pengurus serta kader PKS se-Aceh di Amel Convention Hall Jln. Prof Ali Hasjmy Banda Aceh, Jum’at (27/5/2022).
Dalam kesempatan itu, Habib Salim Segaf Al-Jufri bersama Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyampaikan orasi politik di hadapan Pengurus DPTW, DPTD dan seribuan kader PKS se-Aceh yang hadir.
Habib Salim mengakui jika kondisi PKS di Aceh sedikit lemah, namun Habib meyakini jika ke depannya PKS akan menjadi pemenang di seluruh Aceh.
“Saya melihat dan saya merasakan ada gelombang besar kemenangan, kemenangan di Aceh adalah kemenangan PKS di seluruh Indonesia. Apakah kita siap mewujudkannya? Apakah kita siap memenangkan PKS, takbir,” ucap Habib Salim.
Itu sebabnya, Habib Salim mengharapkan seluruh kader PKS di Aceh untuk terus melakukan komunikasi dan menyerap aspirasi masyarakat dengan cara memperbanyak silaturrahim dan mendatangi masyarakat.
“Karena PKS adalah milik kita bersama, kita besarkan partai ini. Kita jadikan bangsa yang besar, bangsa yang diperhitungkan oleh bangsa lain,” ujarnya.
Habib membandingkan dengan negara Korea yang tidak memiliki kekayaan alam serta baru merdeka 20 tahun setelah Indonesia merdeka, tapi kondisi negara Korea sekarang adalah negara yang maju.
Bandingkan dengan Indonesia, anugerah yang Allah berikan untuk Indonesia bahkan Aceh begitu sempurna, tidak mungkin terjadi perubahan kalau diri sendiri tidak melakukannya.