BANDA ACEH — Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menetapkan pergantian Ketua DPRA sisa masa jabatan 2019-2024 dari Fraksi Partai Aceh, dalam rapat paripurna DPRA, Senin (21/3).
Keputusan itu ditetapkan setelah Sekretaris DPRA Suhaimi SH membacakan surat masuk dari Partai Aceh yang mengusulkan pergantian Ketua DPRA dari Dahlan Jamaluddin ke Saiful Bahri alias Pon Yahya.
Anggota DPRA menyetujui pergantian ketua dari Dahlan Jamaluddin ke Saiful Bahri alias Pon Yahya. Pimpinan DPRA juga menunjuk Safaruddin sebagai pelaksana tugas (Plt) hingga ketua baru dilantik.
Rapat paripurna penetapan pergantian Ketua DPRA tersebut langsung dipimpin oleh Dahlan Jamaluddin.
Rapat paripurna tersebut dihadiri tiga wakil Ketua DPRA yakni, Dalimi, Hendra Budian dan Safaruddin.
Sedangkan mewakili Gubernur Aceh hadir Asisten I Setda Aceh M Jafar dan perwakilan unsur forkopimda Aceh.
“Hari ini usai rapat paripurna ini, saya sudah purna tugas sebagai Ketua DPRA. Dalam waktu yang tidak lama lagi, rakyat Aceh akan memiliki Ketua DPRA yang baru, kolega dan saudara saya dari Partai Aceh Saiful Bahri atau Pon Yahya,” ujar Dahlan Jamaluddin dalam pidatonya.
Dalam paripurna Dahlan menegaskan bahwa DPRA adalah lembaga politik pemegang mandat dari rakyat. Gerak langkah anggota DPRA dalam menjalankan mandat rakyat tersebut didasari oleh aturan perundang-undangan yang berlaku. Selain aturan legal, perjalanan seorang wakil rakyat dalam parlemen juga dipagari oleh etika dan moral yang harus kita junjung tinggi.
“Jabatan bukanlah warisan dan bukan sesuatu yang dapat diwariskan, jabatan politik bukanlah hadiah, tapi merupakan amanah dan tanggung jawab untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, menjalankan cita-cita luhur, menegakkan keadilan, dan kesejahteraan rakyat. Jabatan ketua DPR Aceh adalah amanah yang diberikan oleh Partai Aceh kepada saya, sebagai partai pemenang pemilu legislatif tahun 2019,” ujar Dahlan.
“Ketika pimpinan Partai Aceh memberikan amanah Ketua DPRA kepada sahabat saya yang lain, maka saya selaku kader tunduk dan patuh terhadap keputusan tersebut. Sebagai seorang politisi Partai Aceh, yang notabene partai yang lahir dari ruh perjuangan, saya akan selalu memegang teguh sikap sebagai seorang pejuang, siap untuk memimpin dan siap pula untuk dipimpin.”