Menanggapi hal tersebut Amal menjawab santai. “Saya hanya mempersiapkan diri untuk maju sebagai bakal calon bupati, belum ada opsi lain. Jadi kalau ada opini yang berkembang di ruang publik tentang pasangan paket bupati atau wakil itu saya kira hal yang lumrah sebagai bentuk ekspresi masyarakat dalam melihat berbagai kemungkinan menentukan pemimpin terbaik di masa depan. Tapi yang perlu diketahui secara formal tahapan dan prosesnya belum sampai ke sana, masih terlalu prematur. Kita tunggu saja nanti waktu yang tepat.
Harapannya masyarakat tidak terpengaruh dengan berbagai spekulasi akibat mulai meningkatnya suhu politik pilkada 2024. Ini harus dilihat sebagai hal wajar yang diharapkan menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa pemilu legislatif (pilih caleg) berbeda dimensinya dengan pilkada (pilih kepala daerah). Jadi paradigma dan atmosfer politiknya juga berbeda,” pungkas Amal. (IA)