BANDA ACEH — Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Tgk Muharuddin resmi diberhentikan dari pengurus dan anggota Partai Aceh (PA) setelah beberapa hari lalu ditunjuk menjadi Ketua DPW Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Aceh.
“Sehubungan dengan penunjukan saudara Muharuddin sebagai Ketua DPW Perindo Aceh dapat kami sampaikan bahwa berdasarkan rapat pimpinan Partai Aceh pada Minggu malam (25/7), Partai Aceh memutuskan untuk mengeluarkan dan memberhentikan saudara Muharuddin dari kepengurusan Partai Aceh,” ujar Juru Bicara Partai Aceh, Nurzahri di Banda Aceh, Senin (26/7).
Selain itu, Partai Aceh juga menyatakan, untuk ke depannya Tgk Muharuddin tidak lagi berhak mengatasnamakan Partai Aceh dalam segala sikap dan pendapatnya.
“Kami juga menyampaikan bahwasanya saudara Muharuddin sebelum menerima jabatan sebagai Ketua Perindo Aceh, telah menghadap dan berbicara dengan Ketua Umum dan Sekjen Partai Aceh tentang rencana beliau untuk berkarir dalam kancah nasional, walaupun keduanya (ketua dan sekjen) tidak tahu dan paham tentang apa strategi dan jalur politik yang akan menjadi pilihan saudara Muharuddin,” sebut Nurzahri.
Namun kedua pimpinan Partai Aceh pada prinsipnya memahami langkah yang diambil oleh Tgk Muharuddin, walaupun di satu sisi sangat menyayangkan rencana politik yang diambil tersebut, karena pimpinan Partai Aceh menganggap bahwa Muharuddin adalah salah satu kader terbaik Partai Aceh dan bahkan pernah dipercayakan oleh Partai Aceh untuk menduduki jabatan strategis di pemerintahan yaitu Ketua DPR Aceh pada periode 2014-2018.
Untuk ke depannya, lanjut Nurzahri, Partai Aceh berharap agar Muharuddin mendapatkan kesuksesan di jalur politiknya yang baru sembari mengucapkan terima kasih atas sumbangsih dan peran beliau selama menjadi pengurus Partai Aceh.
Partai Aceh juga menyampaikan bahwa sikap dan langkah politik yang diambil oleh Muharuddin bukanlah karena ada permasalahan di dalam kepengurusan Partai Aceh atau karena kekecewaan yang bersangkutan kepada Partai Aceh, akan tetapi murni karena pilihan politiknya sendiri yang ingin berkarir di kancah politik nasional.
Oleh karena itu, Partai Aceh berharap agar publik dapat memahaminya dan dapat berasumsi dengan benar atas peristiwa ini.
Zebagai partai modern dan terbuka, Partai Aceh akan tetap menghargai sikap-sikap personal dari kader-kader yang ingin maju dan berkembang dengan jalur pilhannya masing-masing, serta tidak akan pernah menghalangi pilihan-pilihan tersebut.
“Partai Aceh akan terus mendidik serta mencetak kader-kader terbaik yang akan bermanfaat baik bagi Aceh secara khusus maupun nasional secara umum,” pungkas Nurzahri. (IA)