BANDA ACEH, Infoaceh.net – Lahirnya partai lokal (Parlok) baru di Aceh kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, sosok perempuan tampil di garis depan memimpin gerakan politik yang mengusung semangat moral dan intelektual.
Pada Selasa siang (21/10/2025), Prof. Adjunct Dr Marniati SE MKes secara resmi mendeklarasikan berdirinya Partai Perjuangan Aceh (PPA) di Gedung Amel Convention Hall, Lamteh, Banda Aceh.
Dengan tema “Bersatu dalam Kepemimpinan, Berjuang untuk Perubahan,” deklarasi ini menjadi momentum lahirnya semangat baru politik Aceh yang bersih, jujur, dan berpihak kepada rakyat. Suasana khidmat bercampur semangat terasa di aula yang dipenuhi ratusan undangan dari berbagai kalangan — akademisi, tokoh masyarakat, mahasiswa, hingga perwakilan organisasi perempuan.
Deklarasi PPA turut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Wakil Wali Kota Banda Aceh Afdhal Khalilullah, Staf Ahli Gubernur Aceh Almuniza Kamal, Anggota DPR RI Nasir Djamil dan Muslim Ayub, Anggota DPD RI Darwati A. Gani, serta Kakanwil Kemenkum Aceh Meurah Budiman.
Kehadiran lintas generasi dan profesi itu menunjukkan bahwa PPA tidak sekadar partai baru, tetapi wadah kolaborasi untuk membangun Aceh melalui politik yang beretika.
Dalam pidato deklarasinya, Marniati menegaskan PPA lahir dari nurani rakyat Aceh. Ia menyebut partai ini sebagai gerakan moral dan intelektual yang berakar pada semangat pengabdian.
“Selama dua puluh tahun saya berkecimpung di dunia pendidikan, membantu anak-anak yang kurang mampu, memberikan beasiswa, dan memberdayakan masyarakat. Kini, saya ingin membawa semangat itu ke ranah politik agar perjuangan ini lebih luas dampaknya,” ujar perempuan yang juga Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia itu.
Ia menegaskan, politik bukanlah ruang kotor, melainkan ruang pengabdian bagi mereka yang memiliki niat baik.
“Politik hanya kotor jika dijalankan oleh orang yang kotor. PPA hadir membawa politik yang bersih, jujur, dan berpihak kepada rakyat,” tegasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Lahir di Sigli dan besar di Aceh Timur, Marniati tumbuh dengan nilai perjuangan dan kerja keras. Ia menegaskan tekad untuk mengabdikan seluruh waktu dan tenaga demi membesarkan PPA serta memperjuangkan hak-hak rakyat Aceh.
“Aceh punya segalanya — sumber daya alam, budaya, dan manusia tangguh. Yang kita butuhkan hanyalah strategi dan kepemimpinan yang tulus,” ujarnya.
Menurutnya, kepemimpinan perempuan tidak hanya soal gender, tetapi tentang keberanian membawa nilai kejujuran dan kepedulian ke ruang publik.
Ia mencontohkan keberhasilan sejumlah pemimpin perempuan di daerah lain, seperti Gubernur Sherly Laos di Maluku Utara, yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 33 persen.
“Kepemimpinan perempuan adalah energi perubahan. Politik harus mencerdaskan, bukan memecah belah,” katanya menegaskan.
Membawa Harapan Baru untuk Aceh
Deklarasi Partai Perjuangan Aceh menjadi tonggak awal perjalanan politik baru di Tanah Rencong. Partai ini menegaskan komitmennya untuk fokus pada tiga sektor utama: pelayanan publik, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan.
“Bersama PPA, mari kita bangun Aceh dengan hati yang bersih, niat yang tulus, dan strategi yang cerdas,” pungkas Marniati penuh optimisme.