Karena itu, Indomatrik berdasarkan temuan-temuan di lapangan hingga saat ini maupun kajian ilmiah terhadap proses dan hasil pilkada hingga Pilpres di masa lalu yang telah digelar di Aceh menemukan antagonisme sosial politik Aceh serta keunikannya yang selalu menarik dijadikan referensi ilmiah dalam menentukan kesimpulan siapa yang harus didukung atau siapa saja yang akan mengakhiri proses final menjadi calon gubernur yang akan berhasil ditetapkan oleh KPU/ KIP setempat.
Muhammad Nazar vs Muzakir Manaf
akan menjadi kenyataan. Selain keduanya lebih disukai oleh warga menjadi Cawagub.
Apabila diteliti secara jujur berdasarkan fakta-fakta perilaku sosial politik terkini di lapangan seluruh Aceh, baik di darat maupun dinamika informasi berbagai sosial media yang berbeda dengan jelas menunjukkan peta pertarungan yang akan terjadi dalam panggung Pilgub Aceh 2024, yaitu potensi pertarungan head to head antara Muhammad Nazar melawan Muzakir Manaf akan menjadi kenyataan pada Pilgub Aceh 2024.
Jika ada juga survei-survei lain yang dikondisikan dengan sengaja untuk memenangkan nama-nama figur lain selain Muhammad Nazar dan Muzakir Manaf misalnya, pasti tidak akan mempengaruhi perilaku pemilih di lapangan.
Sebab rakyat Aceh di tingkat akar rumput dan juga perkotaan memiliki kesimpulan serta keinginan mereka sendiri terkait pilihan mereka. Bahkan sebagian besar warga Aceh tidak akan dapat dipengaruhi juga oleh isu-isu adanya dukungan pusat, jenderal, presiden, tokoh nasional Aceh dan lain-lain kepada sosok-sosok yang sedang bergulir sebagai bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur.
Hal ini diperkirakan akan terus terjadi hingga hari pencoblosan dan warga Aceh tetap akan mengutamakan memilih sosok-sosok calon gubernur/wakil gubernur yang mereka yakini sendiri.
Penyebaran jumlah alat simulasi kampanye seperti baliho, spanduk dan bentuk-bentuk lain juga tidak dapat mengubah secara dominan terhadap keinginan warga yang telah memiliki keinginan pribadi mereka sendiri dalam menentukan siapa pemimpin di Aceh.