Saadiah Uluputty Gugat Tambang Nikel di Raja Ampat: Surga Dunia Bukan untuk Dijual!
Ambon, Infoaceh.net – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Saadiah Uluputty, melontarkan kritik tajam terhadap aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Ia menyebut eksploitasi di Pulau Gag, Kawe, dan Manuran sebagai bentuk pengingkaran negara terhadap amanat konstitusi dalam menjaga kekayaan alam dan kedaulatan ekologis Indonesia.
“Raja Ampat bukan sekadar gugusan pulau kecil. Ia adalah mahkota biodiversitas dunia. Ada lebih dari 75 persen spesies karang global di sana. Menambang di wilayah seperti itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap masa depan,” tegas Saadiah saat ditemui di Ambon, Sabtu (7/6/2025).
Politisi perempuan asal Indonesia Timur ini menyinggung potensi pelanggaran Undang-Undang No. 1 Tahun 2014, yang secara tegas melarang aktivitas pertambangan di pulau-pulau kecil.
Selain itu, ia menyebut dampak ekologis pertambangan di wilayah perairan Raja Ampat bukan hanya lokal, melainkan mengancam ekosistem laut global, mengingat status Raja Ampat sebagai habitat ribuan spesies laut yang belum tentu bisa ditemukan di wilayah lain di dunia.
“Apakah kita rela menukar surga terakhir dunia dengan kerusakan permanen demi keuntungan sesaat?” tanya Saadiah dengan nada geram.
Saadiah mengapresiasi langkah awal Kementerian Lingkungan Hidup yang mulai menyelidiki dugaan pelanggaran izin tambang. Namun, ia mendesak langkah konkret berupa sanksi hukum dan pencabutan izin, bukan hanya evaluasi administratif semata.
“Evaluasi itu penting, tapi jangan berhenti di meja birokrasi. Harus ada keberanian menegakkan hukum atas pelanggaran lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Saadiah mengingatkan bahwa kehidupan masyarakat adat Raja Ampat bertumpu pada laut, konservasi, dan ekowisata berkelanjutan. Jika pertambangan terus dipaksakan, bukan hanya alam yang hancur, tapi juga budaya dan ekonomi lokal yang selama ini hidup harmonis dengan lingkungan.
“Kerusakan Raja Ampat berarti menghapus sejarah hidup masyarakat yang telah menjaga alam itu ratusan tahun. Kita tidak hanya membunuh terumbu karang, tapi juga memutus warisan budaya,” tegasnya.
Saadiah juga menyatakan dukungannya terhadap gerakan masyarakat sipil dan aktivis lingkungan yang terus menggaungkan tagar #SaveRajaAmpat. Menurutnya, perlawanan terhadap ekspansi tambang ini adalah bentuk nyata bela negara dari sisi ekologis.
“Jika kita gagal menjaga Raja Ampat hari ini, maka kita sedang mengabaikan generasi yang akan datang,” pungkasnya.