Tidak Dukung Ganjar Sebagai Capres, PPP Coret Ghazali Abbas dari Caleg DPR RI
BANDA ACEH — Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aceh Ghazali Abbas Adan akhirnya dicoret dari daftar nama Calon Anggota Legislatif DPR RI partai berlambang Ka’bah tersebut di Pemilu 2024.
Salah satu sebabnya Ghazali Abbas dicoret adalah, karena yang bersangkutan tidak mau mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden. Sementara PPP sendiri telah resmi mendukung dan mengusung Ganjar Pranowo sebagai Bakal Capres bersama PDI Perjuangan di Pilpres 2024.
Ghazali Abbas Adan dalam keterangannya, Ahad (20/8/2023) menyatakan, beberapa bulan lalu ia mendapat kiriman WhatsApp dari salah seorang petinggi DPW PPP Aceh yakni formulir untuk diisi sebagai syarat menjadi caleg DPR RI PPP Dapil Aceh.
Beberapa hari kemudian WhatsApp yang sama masuk dari SILON DPP PPP, disusul beberapa hari kemudian japri dari salah seorang petinggi DPP PPP dengan maksud yang sama.
Laku dengan serius dan sungguh-sungguh Ghazali meresponnya, dan segera menyelesaikan semua yang diperlukan baik syarat untuk internal partai maupun syarat-syarat sesuai ketentuan KPU untuk manjadi caleg DPR RI dan dikirimkan ke SILON DPP PPP.
Selang beberapa pekan kemudian, Ghazali mendapat WhatsApp dari salah seorang pengurus DPW PPP Aceh tentang perlu menandatangani Pakta Integritas mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Tentang hal ini langsung dengan tegas Ghazali tolak, kecuali Pakta Integritas istiqamah terhadap ideologi politik Islam PPP sebagaimana termaktub dalam warqah Prinsip Perjuangan dan Khidmat PPP, dengan senang hati siap menandatanganinya.
“Karena menurut saya mendukung orang yang tidak pernah dijabarkan dengan jelas dan terinci tentang sosok dan rekam jejak prestasinya dalam perspektif ideologi politik Islam PPP, sehingga saya sebut kucing dalam karung Ganjar Pranowo kader tulen partai politik PDIP sebagai capres bertentangan dengan ideologi politik Islam PPP,” ungkapnya
Disusul WhatsApp, juga dari salah seorang DPW PPP Aceh Bacaleg DPR RI PPP Dapil Aceh yang wujudnya Surat Pernyataan untuk ditanda tangani di atas materai, di urutan nomor dua mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres dan ini dia terima dari Amri M Ali salah seorang Ketua DPP PPP yang pernah dilihatnya dalam video di satu acara di depan orang-orang berseragam PPP dengan penuh semangat berpidato diakhiri yel-yel “PPP menang-menang”, di sisinya duduk Ganjar Pranowo, dan dikatakan Surat Pernyataan demikian juga akan disampaikan kepada Ghazali.
“Lagi-lagi berdasarkan alasan ideologis dengan tegas saya nyatakan penolakan untuk menanda tanganinya. Kini kendati syarat-syarat untuk menjadi caleg sesuai ketentuan KPU sudah saya penuhi, namun faktanya dalam daftar calon sementara (DCS) DPR RI yang diumumkan KPU tidak ada nama saya, dan ini berarti saya batal sebagai caleg DPR RI PPP Dapil Aceh,” ungkap Ghazali Abbas.
Resiko dari Sikap Politik
Tentu sebagai muslim dan juga anggota parlemen Fraksi PPP Dapil Aceh dengan ideologi politik Islam rahmatan lil ‘alamin termaktub dalam salah satu Prinsip Perjuangan PPP adalah amar ma’ruf nahyi munkar, maka wajib hukumnya bagi dirinya di segala ruang dan waktu serta apapun resikonya dalam kerja-kerja politik di parlemen harus istiqamah melaksanakannya.
Agaknya karena kerja-kerja politik yang demikian ada pihak yang tidak suka, sehingga pada pada pileg 2004, dengan syarat-syarat yang sudah lengkap sesuai undang-undang pemilu Ghazali sudah terdaftar sebagai caleg DPD RI di Lembaga Penyelenggara Pemilu Provinsi Aceh, oleh karena permintaan dan perintah kekuatan tertentu disertai ancaman akan dihabisi ketika masa kampanye, maka nama Ghazali pun dicoret/dibatalkan sebagai caleg DPD RI.
“Terhadap pembatalan ini saya menerimanya dengan lapang dada, karena ini adalah risiko dari sikap politik, namun qadarullah oleh dukungan masyarakat 2014-2019.
“Kini hal yang sama, yakni kasus batal sebagai calon DPD RI pemilu tahun 2004 berulang kembali, karena berusaha istiqamah dengan ideologi politik Islam PPP menolak mendukung Ganjar Pranowo kader tulen dan petugas partai politik PDIP sebagai sabagai capres, maka sayapun batal manjadi caleg DPR RI PPP Dapil Aceh. Inipun risiko dari sikap politik, karena seperti telah saya nyatakan, dengan segala kekurangan dan keterbatasan saya telah dan terus berusaha istiqamah dengan ideologi politik Islam PPP, partai yang pernah membesarkan saya dan qadarullah melalui partai ini mengantar saya ke Senayan sebagai anggota Parlemen RI 1992-2004. Sisi lain lagi karena nafsu ingin jadi caleg DPR RI saya tidak mau ikut-ikutan jadi politisi robot serta mengkhianati apa-apa yang pernah saya sampaikan dalam ceramah dan dakwah politik kepada umat tentang ideologi politik Islam PPP itu,” ungkap Abang Jakarta Tahun 1979 ini. (IA)