Persoalan mereka berdua tiba-tiba berbelot dengan bergabung bersama Irwandi, ini juga tidak pernah dikomunikasikan kepada kami. Padahal dulu salah satu alasan mereka mengajak kami membuat KLB adalah karena Irwandi itu koruptor. Agar citra partai tidak lagi dikait-kaitkan dengan koruptor yang berpotensi membuat pemilih PNA beralih ke partai lain.
“Eh, tiba-tiba kok mereka yang kemudian bergabung kembali dengan koruptor. Begitulah kalau orang berpolitik tidak punya prinsip. Seperti kodok yang cari makan dengan loncat sana loncat sini. Kalau Tiyong berpolitik itu dengan prinsip. Setiap pilihan wajib dipertahankan dan diperjuangkan, sampai takdir Allah menentukan lain.”
“Jadi saya minta Miswar dan Tgk Nurdin tidak usah sok suci dengan cuci tangan atas dosa-dosa mereka di PNA. Saya tahu semua kelakuan mereka. Bahkan ada kader PNA sendiri yang mereka tipu bersama Irwandi. Kader tersebut dijanjikan akan didukung sebagai Cawagub Aceh sisa masa jabatan 2017-2022 dengan sejumlah permintaan. Waktu keluar keputusan final dukungan Cawagub justru diberikan kepada kader yang lain. Kader yang didukung tersebut malah tidak melakukan upaya apa-apa untuk menggolkan Wagub dari PNA. Jelas PNA sangat dirugikan atas keputusan tersebut. Saya tidak habis pikir mereka tega menipu kader sendiri. Saya merasa sangat kasihan terhadap kader yang ditipu oleh Miswar dan Irwandi tersebut.”
Jika orang-orang tidak punya prinsip dan pragmatis seperti mereka dibiarkan memimpin partai, maka hampir bisa dipastikan masa depan PNA akan suram. (IA)