BANDA ACEH — Akademi Dakwah Indonesia (ADI), lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh mengirimkan 31 da’i dan da’iyah yang tergabung dalam “Kafilah Dakwah Ramadhan” ke sejumlah daerah di perbatasan dan pedalaman Aceh serta Sumatera Utara selama Ramadhan 1443 Hijriah.
Daerah tersebut di antaranya ke Kots Subulussalam, Pulau Banyak, Aceh Singkil dan Aceh Tenggara. Juga ke Kabupaten Dairi dan Karo, Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Direktur ADI Dr Abizal Muhammad Yati Lc MA pada pelepasan Kafilah Dakwah Perbatasan di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Senin (28/3).
“Ke-31 kafilah dakwah itu terdiri atas 20 da’i dan 11 da’iyah. Mereka akan bertugas satu bulan penuh selama Ramadhan terhitung 29 Sya’ban hingga 1 Syawal 1443 Hijriah,” kata
Dr Abizal.
Ia menjelaskan kegiatan utama yang dilaksanakan para da’i daiyah muda itu
menghidupkan masjid untuk shalat berjamaah lima waktu, imam shalat tarawih dan shalat fardhu, ceramah Ramadhan, khutbah Jum’at dan Idulfitri.
Selanjutnya mengajarkan Al-Qur’an kepada semua kalangan, pembinaan muallaf, praktek ibadah dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.
“Pengiriman kafilah dakwah ini bekerja sama dengan Forum Dakwah Perbatasan (FDP). Dimana FDP menanggung biaya transportasi dan konsumsi selama kegiatan berlangsung,” kata Abizal.
Sekretaris ADI Ustadz Hanisullah MPd menambahkan, sebelum para kafilah itu diberangkatkan ke lokasi tugas, mereka terlebih dahulu mengikuti pembekalan selama dua hari. Pembekalan tersebut bertujuan agar memahami konsep dakwah di dalam masyarakat.
Materi yang disampaikan di antaranya Urgensi Dakwah di Perbatasan, Peta Dakwah, Karakteristik Mad’u dan Memahami Medan Dakwah. Selanjutnya Jurnalistik Dakwah, Da’I Positif, Akhlak Para Dai dan Praktek Khutbah/Ceramah.
“Kita berharap dengan pembekalan tersebut mareka akan semakin percaya diri dan siap menjalankan tugasnya di daerah,” kata Ustadz Hanisullah.
Ketua Dewan Dakwah Aceh Dr Muhammad AR MEd mengatakan, sejumlah daerah di perbatasan Aceh-Sumut sangat membutuhkan kehadiran da’i.