“Dan jika datang kepada beliau shallahu ‘alaihi wa sallam sesuatu yang tidak menyenangkan yaitu kesusahan dan kesulitan maka beliau mengucapkan. ‘Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam semua keadaan)”. (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi),” jelasnya.
Ustadz Yusran yang juga Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh menegaskan syukur itu merupakan ciri orang bertakwa.
“Syukur merupakan ciri orang yang bertakwa. Orang bertakwa adalah orang yang menta’ati segala perintah Allah ta’ala dan meninggalkan segala larangan-Nya. Orang yang bertakwa akan diberi balasan berupa surga di akhirat nanti.”
“Adapun orang yang tidak mau bersyukur maka ia telah melakukan maksiat kepada Allah ta’ala karena tidak ta’at perintah-Nya untuk bersyukur dan juga telah melakukan perbuatan kufur nikmat yang diharamkan-Nya. Orang yang berbuat maksiat akan diberi balasan berupa azab di akhirat nanti,” ujarnya.
Ustadz Yusran menyebutkan dalil-dalil kewajiban mensyukuri nikmat.
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan hal ini, di antaranya Allah ta’ala berfirman, “Dan katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah’.” (Al-Isra’: 111).
“Allah ta’ala juga berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim: 7).”
“Allah ta’ala juga berfirman, “Maka ingattlah kamu kepada-Ku, Aku pun akan ingat kamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 152).”
“Allah ta’ala juga berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Al-Baqarah: 172).”
“Allah ta’ala juga berfirman ketika menceritakan perkataan Nabi Sulaiman, dia (Sulaiman) pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” (An-Naml: 40).”