Redelong — Pemahaman Ahlussunnah Waljama’ah (Aswaja) sama sekali tidak pernah mengajarkan untuk menyerang pihak lain, tidak pernah dididik untuk menyesatkan pihak lain dan tidak pernah menyuruh untuk membid’ahkan amalan orang lain, tapi beramaliah sebagaimana diajarkan tanpa menyalahkan kelompok lain.
Penegasan itu disampaikan Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi dalam sambutannya pada pelantikan dan pengukuhan PW Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kabupaten Bener Meriah periode 2020 – 20225 yang dinahkodai oleh Tgk Husaini Sasah S.Sy di Gedung LPTQ Bener Meriah, Selasa (8/12).
“Yang saya ketahui yang diajarkan kepada saya, Ahlussunnah Waljama’ah tidak pernah didik untuk menyerang,
menyesatkan dan membid’ahkan
pihak lain. Tapi kemudian ada saja yang datang, ini disesatkan itu dibid’ahkan. Inilah yang menimbulkan gesekan-gesekan di tengah masyarakat kita,” jelas Tgk. H. Sarkawi.
Menurutnya, stabilitas daerah itu paling mudah diganggu dengan perbedaan pemahaman keagamaan yang dimunculkan.
“Emosi orang itu akan terganggu ketika sisi keagamaannya disentuh,” tegas bupati.
Ditambahkannya, sekarang ini umat dan masyarakat kita memang sedang haus, karena hausnya siapa saja yang memberi minuman itu langsung disambut dan diminum tanpa mengecek terlebih dahulu ada lalat atau tidak, di dalamnya ada racunnya atau tidak sehingga tidak sempat lagi diperiksa lagi apa yang ada di dalam gelas itu sebenarnya.
Lebih lanjut Bupati Sarkawi menjelaskan, mungkin ada yang datang ke kampung-kampunng, ke masjid-masjid itu langsung disambut oleh masyarakat, padahal sebenarnya kita khawatir dengan apa yang ditawarkan itu.
“Semua harus berperan dalam menyikapi masalah ini, mulai dari Dinas Syariat Islam, Kesbangpol, dayah-dayah termasuk dari PW HUDA Bener Meriah ini, karena ini sudah menjadi konsensus kita bersama,” harapnya.
Bupati mengisahkan, kita mungkin pernah mendengar ketika Rasulullah SAW pulang dari salah satu perang, dimana kala itu kaum muslimin madapatkan ghanimah (harta rampasan) yang banyak sekali, ghanimah yang banyak itu kemudian oleh Rasulullah dilebihkan kepada beberapa orang yang baru saja masuk Islam tapi ketokohannya dibutuhkan untuk soliditas di dalam untuk membantu pergerakan Islam, untuk menyentuh hati mereka yang baru masuk Islam.
Rasulullah melebihkan untuk mereka dengan pertimbangan-pertimbangan yang bijaksana. Ketika Rasulullah membagikan seperti itu, ada seseorang yang bangkit dan berdiri sambil berkata, “Hai Muhammad kamu tidak adil”.
“Langsung dijawab oleh Rasulullah, nanti akan keluar dari orang ini di kemudian hari kaum-kaum yang kamu sendiri akan cemburu dengan ibadah mereka, dihabiskan malamnya dengan tahajud, dihabiskan hariannya dengan berpuasa, dia menghafal Al-Qur’an tapi Al-Qur’an tidak melewati tenggorokannya, orang ini dalam sejarah namanya ditulis dengan tinta tebal Zul Quez Zirah,” jelas bupati yang merupakan alumni dayah ini.
Disisi lain bupati juga menyampaikan, orang dayah harus diikat dengan sanad keilmuan, kalau tidak ada sanad semua orang ngomong suka-suka hati.
“Ilmu kita itu diikat dengan sanad, dan saya sendiri Alhamdulillah saya belajar dari guru-guru saya,” ungkap bupati.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Ketua Umum PB HUDA Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab,
Anggota DPRA Salihin, Wakil Ketua I DPRK Bener Meriah, Tgk Husnul Ilmi S.Sy, Ketua MPU Tgk. Almuzani, Kskan Kemenag Hamdan, Kadis Syariat Islam Taslim, Kadis Pendidikan Sukur, Kadis Pendidikan Dayah Sabaruddin, Kepala Badan Kesbangpol Muhammad Jafar, Pimpinan Dayah Se-Kabupaten Bener Meriah, serta undangan lainnya. (IA)