Ibadah Qurban Mengandung Nilai Solidaritas Sosial
“Untuk itu, marilah kita manfaatkan momentum ‘Aidil Adha yang akan datang ini untuk mewujudkan indahnya kebersamaan dan solidaritas sosial. Kita kokohkan kembali kesatuan dan persatuan. Kita jauhi hal-hal yang dapat merenggangkan ikatan persaudaraan sebangsa dan setanah air,” pintanya.
Dia menjelaskan, nilai-nilai pengorbanan yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam bersama putra beliau Ismail yang tunduk dan patuh kepada titah Allah, hendaknya menjadi penyemangat bagi umat Islam untuk berbagi bersama melalui penyembelihan qurban.
Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam ikhlas kehilangan anak satu-satunya yang telah dinantinya begitu lama demi melaksanakan perintah Allah untuk menyembelihnya.
Ismail kecil pun tidak gentar dan gundah ketika mendengar dari sang ayah bahwa Allah menurunkan perintah untuk menyembelihnya.
Kejadian besar ini Allah abadikan dalam Al-Qur’an melalui firmaNya surah Ash Shaffat ayat 102: … Ibrahim berkata: “Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku (diperintahkan) menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu. Isma’il menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Karena itu, kata Sirajuddin Saman, pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail hendaknya menjadi “cambuk” bagi umat Islam untuk selalu siap berkorban bagi kemajuan agama Allah yang suci mulia ini.
“Siapa pun, apa pun pangkat, dan jabatan hendaknya selalu bersedia membesarkan dan melanjutkan syariat yang telah diturunkan oleh Allah dengan berqurban setiap tahun. Dengan qurban pula kita telah meningkatkan solidaritas sosial dalam kehidupan umat dan bangsa,” pungkasnya. (IA)