Implementasi Shalat dalam Kehidupan Membentuk Akhlak
Sehingga Nabi memberinya gelar Abu Bakar Ashidiq. Demikian dengan kita umat Islam saat ini dan sampai kapanpun meyakini kebenaran Isra’ dan Mi’raj ini adalah dengan mengedepankan iman. Sekalipun ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat canggih, namun fenomena Isra dan Mi’raj tetap tidak dapat dijelaskan semata dengan pendekatan sains dan teknologi, banyak hal yang ilmu pengetahuan belum bisa menjawabnya.
Namun kita beruntung hidup di abad ini paling tidak inspirasi kebangkitan peradaban yang kita saksikan sesungguhnya sudah nabi lakukan dalam kisah Isra dan Mi’raj.
Seperti pembedahan dada nabi erat terkait dengan dunia medis, kendaraan Buraq menginspirasi transportasi cepat menyelesaikan masalah jarak dan waktu.
Visual masjid Al Aqsha yang dapat nabi lihat dari Mekkah ketika nabi didesak oleh orang kafir untuk menggambarkan masjid Al Aqsha, maka beliau bisa menjelaskan karena dihadapan beliau Allah tampilkan visual masjid Al Aqsha.
Peristiwa ini menginspirasi dunia yang kita alami saat ini dengan video call, zoom meeting, tele converence. Karena itu dapat kita katakana bahwa kisah Isra dan Mi’raj memiliki pesan peradaban masa depan yang hari ini terbukti.
Dalam perjalanan Isra dan Mi’raj nabi Muhammad tidak langsung diangkat Allah ke langit, namun ada proses perjalanan horizontal dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, serta proses perjalanan vertikal naik ke langit menuju kehadirat Allah SWT. Mengapa Allah menyebut secara jelas masjid Al Aqsha?
Hal ini mengisyaratkan bahwa masjid Al Aqsha adalah milik kaum muslimin. Hal ini nabi pertegas dengan sabda beliau “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidku (Masjid Nabawi di Madinah) Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid Al Aqsa.”
Hari ini Masjid Al Aqsha dalam genggaman penjajah zionis Yahudi/Israel dan kaum Muslimin di Gaza di bantai, maka kita sebagai saudara seiman tidak boleh berdiam diri. Berbuatlah sebisa kita, paling tidak dengan doa dan bantuan kemanusian kita sudah berbuat walaupun tidak memungkinkan kita kesana.