INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© PT. INFO ACEH NET All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Syariah

Karakter Da’i yang Angkuh, Bahaya Terbesar dalam Dakwah

Last updated: Kamis, 30 September 2021 08:57 WIB
By Redaksi
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Imam Shamsi Ali*

Seringkali kata tawadhu’ dimaknai dengan ketidakinginan tampil atau menampakkan diri dan karya dalam kebaikan. Padahal tampaknya atau tampilnya seseorang dalam kebaikan dan karya tidaklah selalu bermakna keangkuhan. Tidak juga selalu bermakna dan dimaknai sebagai riya’ (show off).

Perubahan Nasib Suatu Kaum Dimulai dari Diri Sendiri, Pesan Al-Qur’an untuk Umat

Dalam kebaikan dan karya dua kata sensitif (angkuh dan riya’) itu perlu diselami, dihayati dan disikapi secara jeli dalam penghakiman. Jika tidak, kemungkinan besar kita akan terjatuh ke dalam prilaku keangkuhan (dan riya’). Atau sebaliknya terperangkap dalam “penghakiman negatif” terhadap orang lain yang justru sedang membangun kebaikan dan karya.

- ADVERTISEMENT -

Karakter terbalik dari angkuh dan riya’ adalah tawadhu’ dan ikhlas. Keduanya adalah dua karakter manusia yang bernilai tinggi dan (valuable) mulia (noble). Walau memang sering menjadi tipuan yang tidak disadari dalam kehidupan manusia.

Masalahnya ada pada “perasaan”. Orang yang “merasa” paling tawadhu’ justru itu sudah merupakan keangkuhan. Atau seseorang “merasa” ikhlas justru bisa jadi bagian dari riya’.

- ADVERTISEMENT -
Imam Besar Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry, Tgk Saifuddin A. Rasyid
Umat Islam Jangan Latah Respon Informasi yang Diterima

Masalahnya memang “perasaan” manusia itu sering menipu. Merasa tawadhu’, merasa ikhlas, merasa pintar, merasa hebat, merasa mampu, merasa kuat, dan berbagai “perasaan” telah banyak menipu manusia.

Dan karenanya sesungguhnya yang terbaik dalam menyikapi semua itu adalah biarkanlah Dia Yang “Ahkamul Hakimin” (Allah) menghakimi. Karena Dia lebih tahu tentang diri kita dari kita sendiri.

Tawadhu’ dalam dakwah

Penyuluh Agama Islam Kabupaten Aceh Besar, Drs Tgk Syaiful Mar AAI
Kepemimpinan Rasulullah Aktual Sepanjang Zaman

Salah satu hal yang menuntut sikap dan karakter tawadhu’ (pastinya ikhlas) adalah kerja-kerja dakwah yang kita lakukan. Hal itu penting karena secara prinsip dakwah itu adalah ajakan kepada nilai (ilaa sabiili Allah). Dan tawadhu adalah salah satu nilai terpenting dalam hidup manusia.

- ADVERTISEMENT -

Sehingga ajakan kepada nilai mulia (Dakwah) tapi tidak bernilai mulia (berkarakter) adalah “self paradox” (kontras pada dirinya).

Ketawadhuan dalam dakwah hendaknya bermula dari karakter sang da’i yang mengakui ketidak sempurnaan dan ragam kekurangan dalam berislam. Bahwa Islam itu dalam keyakinan kita sempurna. Tapi manusia yang berusaha mengikutinya, termasuk mereka yang di jalan dakwah ini (para da’i) jauh dari kesempurnaan.

Kesadaran akan kekurangan kita dalam berislam itu menjadi motivasi untuk kita bermujahadah lagi dalam menambah kualitas keislaman. Yang dengannya akan menjadi jalan untuk meningkatnya kualitas dakwah. Karena memang kualitas dakwah itu ada pada “ketauladanan” dalam berislam itu sendiri.

Sebaliknya bahaya dan malapetaka terbesar dalam dakwah ada pada karakter da’i yang angkuh. Merasa sempurna, merasa mampu, merasa superman. Mungkin ini pulalah salah satu makna ketika Rasulullah SAW justru diperintah meminta “Istighfar” di akhir hayatnya.

Setelah kesuksesan dakwah beliau justru diperintah meminta ampun (lihat Surah An-Nasr Al-Quran).

Tawadhu’ dalam dakwah juga ada pada bagaimana melihat “obyek dakwah” itu sendiri. Bahwa siapapun dan bagaimanapun keadaannya semua orang memiliki sisi kebaikan dalam dirinya.

Bahwa pada manusia itu ada jati diri yang paling mendasar yang tidak akan berubah. Itulah fitrah manusia.

Maka da’i yang tawadhu akan melihat semua orang dengan pandangan positif. Tidak menghakimi siapapun karena apapun dan bagaimanapun keadaannya. Tentu hal ini juga berarti bahwa da’i yang tawadhu’ akan selalu memandang obyek dakwah dengan mata positif.

Ada sebuah pepatah terkenal yang mengatakan: “Nahnu du’aatun, lasna qudhaatun” (kita adalah du’at dan bukan qadhi atau hakim).

Ketawadhuan pada sisi ini (memandang obyek dakwah dengan mata positif) Sesungguhnya menjadi peringatan kepada Rasulullah SAW berkali-kali dalam Al-Quran. Satu contoh di antaranya ketika Allah berfiman: “Sesungguhnya engkau tidak mampu memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau cintai. Tapi Allah memberikan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki”.

Ayat ini dan banyak lagi ayat lain Al-Quran menggambarkan bahwa konsep hidayah dalam dakwah itu ada di tangan Allah. Ini sekaligus bermakna bahwa kemungkinan untuk seseorang mendapat hidayah itu selalu ada.

Maka di satu sisi seorang da’i akan positif dalam melihat obyek dakwah (orang yang didakwahi). Di sisi lain pandangan ini akan menjadikannya optimistik dalam menjalankan amanah dakwahnya.

Ketawadhuan (pandangan positif) kepada obyek dakwah juga menyadarkan kita bahwa dakwah itu tidak pernah, dan pastinya dilarang agama, untuk memaksakan dakwah kepada orang lain. “Tiada pemaksaan dalam beragama” (Al-Baqarah 256) adalah ayat yang sangat masyhur.

Pada akhirnya poin yang ingin saya sampaikan adalah biarkanlah perjuangan dakwah itu mengalir bagaikan air sejuk. Mengalir secara alami tanpa perasaan hebat (angkuh atau riya’). Tapi juga mengalir sesuai ajaran dan ridha Allah. Dijalankan dengan mata positif, baik kepada obyek dakwah, terlebih lagi kepada “hidayah” yang memang ketentuannya ada di tangan Pencipta hamba-hambaNya.

Semoga Allah menjaga hati kita, dan menjaga kita selalu di jalanNya. Amin!

NYC, 29 September 2021

*Penulis Presiden Nusantara Foundation

Previous Article Pemerintah Aceh Terus Pacu Vaksinasi Covid-19
Next Article Puluhan Penyiar Radio Ikuti Pembinaan Kompetensi Penyiar Agama Islam

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
Peneliti Sejarah Aceh, Dr Hilmy Bakar Almascaty
Aceh

Pernyataan KASAD Maruli Simanjuntak Soal Tanah Blang Padang Dinilai Panaskan Situasi Aceh

Minggu, 6 Juli 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DPRK SABANG
IKLAN WALIKOTA SABANG
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
IKLAN BANK ACEH HUT TNI

Berita Lainnya

Syariah

Busana Tak Sesuai Syariat, Pengendara di Aceh Besar Terjaring Razia

Kamis, 25 September 2025
Ustaz Mursalin Basyah Lc MA
Syariah

Jauhi Pertemanan Toxic, Bangun Perilaku Sosial yang Sehat

Jumat, 19 September 2025
Syariah

Kemenag Banda Aceh Hadirkan Pengajian untuk Pedagang di Lapangan Blang Padang

Jumat, 19 September 2025
Wakil Imum Chik Masjid Raya Baiturrahman, Tgk Habibie Waly S.TH
Syariah

Jangan Jadikan Teladan dalam Kehidupan Selain Rasulullah

Jumat, 12 September 2025
Tgk Saifuddin A. Rasyid, Imam Besar Mesjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Syariah

Kehidupan Bangsa Terasa Jauh dari Nilai-nilai Islam

Jumat, 5 September 2025
Syariah

Ustaz Mursalin Basyah Ungkap Tiga Kunci Kebahagiaan Hidup

Sabtu, 30 Agustus 2025
Ketua Dewan Pengawas Baitul Mal Kota (BMK) Banda Aceh Tgk Safwani Zainun SPd.I
Syariah

Jangan Terlena dengan Dunia Fana, Orang Cerdas Mempersiapkan Hidup Setelah Mati

Jumat, 29 Agustus 2025
Alumni Fakultas Dakwah UIN Ar Raniry Tgk Muhammad Yusuf SSos.I MA
Syariah

Berbakti kepada Orang Tua Wujud Rasa Syukur dan Kunci Keberkahan Hidup

Jumat, 22 Agustus 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
login
Welcome to Foxiz
Username atau Email Address
Password

Lupa password?