Yang lebih hebat lagi kebiasaan itu dilakukan menembus 100 kali. Kebiasaan itu akan melekat pada diri seseorang yaitu menjadi karakter.
Fenomena hari ini, kata Ustadz Irwan, betapa banyak warung kopi di kota Banda Aceh yang dikunjungi para pemuda menghabiskan waktu untuk bermain game dengan gadget di tangannya sampai 100 kali, maka itu dijamin kebiasaan main game itu akan tertanam di alam bawah sadar para pemuda tersebut, dan informasi-informasi game itu yang terbayang saat sakaratul maut menjelang.
“Dia akan terus mengingat, dan bertanya dalam alam bawah sadar, kapan lagi main game, kapan lagi main game, saat itulah dia bertemu dengan Allah dalam kondisi memori mengingat diri, na’uzubillah, ini yang paling mengkhawatirkan,” ungkapnya.
“Adakah keadaan paling berbahaya saat su’ul khatimah?,” tanya Ustadz Irwan kepada jamaah.
Jika manusia itu meninggal dalam keadaan su’ul khatimah, maka itu merupakan prahara yang paling besar. Fenomena-fenomena ini jika dibiarkan maka ini sungguh sangat disayangkan, apalagi pemerintah hanya tinggal diam terhadap fenomena yang melanda generasi dan anak-anak Aceh hari ini.
“Yang paling mengerikan lagi adalah melawan kodrat Allah, anak-anak atau kita sendiri semestinya malam tidur, waja’alna laila libasa (dan kami jadikan malam sebagai pakaian), tapi hari ini dia balik, hidup di malam yang panjang atau tidak tidur dan pulang ke rumah menjelang subuh, kemudian tidur di siang hari,” ujar Ustadz Irwan sambil mengutip Surah An-Naba’ ayat 10.
Oleh karenanya, menurut Ustadz Irwan, niat dan kepercayaan untuk mengubah kebiasaan yang buruk menjadi baik adalah sesuatu yang mesti diyakini dan perlu dilakukan karena sangat penting.
“Kepercayaan itulah yang memberikan langkah strategis yang harus terus kita lakukan berulang-ulang walaupun gagal,” ujarnya.
Ustadz Irwan menyimpulkan, kebiasaan buruk itu akan terbawa kepada sakaratul maut dan itu yang dipersembahkan sebagai persembahan terakhir untuk bertemu dengan Allah, begitu pula dengan kebiasaan baik, dia akan muncul dan itu pula yang dipersembahkan kepada Allah.