Umat Islam kembali kedatangan bulan Dzulhijjah 1443 Hijriah, salah satu dari empat bulan mulia dalam kalender Hijriah. Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 atau terakhir dalam kalender tahun Hijriah.
Dzulhijjah menjadi salah satu bulan suci (syahr al haram) dalam Islam selain Dzulqaidah, Muharram, dan Rajab. Di Indonesia, bulan Dzulhijjah juga sering disebut sebagai bulan haji.
Melansir dari NU Online, Selasa (28/6/2022), Dzulhijjah disebut sebagai salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Di dalamnya terdapat kewajiban haji bagi yang mampu menunaikannya. Sementara orang yang tidak mampu dianjurkan memperbanyak amalan sunah lainnya seperti sedekah, shalat, dan puasa.
Karenanya, kesempatan beribadah tidak hanya diberikan kepada jama’ah haji. Siapapun mendapat kesempatan beramal meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda.
Saat datangnya bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh. Hal itu seperti yang dijelaskan dalam sejumlah hadis Rasulullah SAW, salah satunya hadis riwayat Ibnu ‘Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tirmidzi:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
Artinya,
“Rasulullah SAW berkata: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).
Bulan Dzulhijjah juga penuh dengan sejarah bagi umat Islam. Di antaranya yaitu ibadah haji dan menunaikan kurban. Dua ibadah tersebut memiliki nilai pahala yang sangat besar di mata Allah SWT.
Berikut ini ulasan mengenai bulan Dzulhijjah dan keutamaannya pada 10 hari pertama, yang dirangkum dari berbagai sumber:
Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Terdapat keutamaan di dalam 10 hari pertama Dzulhijjah. Berbagai amalan ibadah yang dikerjakan di waktu tersebut memiliki keutamaan yang lebih baik dibanding hari-hari biasanya.
Keutamaan Bulan Dzulhijjah juga dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?”. Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.“ (HR. Bukhari)