BANDA ACEH – Sedekah adalah ibadah yang memberikan efek langsung pada penerima, meskipun sedekahnya hanya sebatas sebutir kurma.
Dengan bersedekah pula, silaturahmi antara sesama muslim terjaga, berlangsung dengan baik dan saling merasa dipedulikan.
Lalu, bagaimana keutamaan bersedekah saat bulan Ramadhan, adakah kelebihan? berbeda dari bulan lainnya.
Penjelasan mengenai keutamaan bersedekah dalam bulan Ramadhan disampaikan oleh Ustadz Muhammad Rizal AG Lc MSH, Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry pada tausyiah program Serambi Spritual, Kamis (22/4) pagi.
Untuk diketahui, tausyiah Ramadhan 1442 Hijriah dalam program Serambi Spiritual kerja sama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Acara “Serambi Spiritual Dialog Interaktif Ramadhan 1442 H” di studio Serambi FM, diisi oleh para pemateri dari kalangan ustadz/tengku/akademisi dari Aceh.
Program Serambi Spritual ini menghadirkan para ulama dan ustaz terkemuka yang mengasuh pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Berbeda dari bulan lain
Kelebihan bersedekah pada bulan puasa tentu memiliki keutamaan lebih dari bulan-bulan lainnya.
Bersedekah dalam bulan Ramadhan, malaikat akan mendoakan agar Allah SWT memberikan balasan lebih banyak pada orang yang bersedekah dalam bulan Ramadhan.
Semua amalan seorang hamba pada bulan Ramadhan akan kembali kepada hamba itu sendiri, namun berbeda dengan amalan puasa yang sengaja Allah SWT berikan khusus untuk hamba-Nya.
Amalan ibadah puasa Allah SWT menginginkan khusus, sehingga pahala yang diberikan Allah SWT juga akan khusus.
“Kelebihan yang tidak dimiliki bulan lainnya yakni sedekah dalam bulan Ramadhan adalah ibadah istimewa.
Bersedekah dalam bulan Ramadhan didoakan oleh malaikat sedangkan kalau di luar bulan Ramadhan Allah akan membalaskan sedekah kita dengan bercabang-cabang.
“Semua amalan oleh seorang hamba kembali pada dirinya sendiri, sedangkan puasa Allah inginkan khusus,” kata Ustadz Muhammad Rizal pada saat mengisi tausyiah.
Sedekah membina hubungan baik
Bersedekah bukan hanya bernilai ibadah, lebih dari itu sedekah bisa membina hubungan baik sesama muslim.
Dengan saling berbagi mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka nilai pemberian lebih tinggi dan memberikan efek langsung pada pribadi yang memberikan sedekah.
Berbagi pada orang yang membutuhkan, seumpama memberikan beras kepada mereka yang kelaparan, akan menimbulkan kebahagiaan bagi mereka yang merasakan lapar.
Pun akan menciptakan kehangatan sesama muslim dan merasa saling memperdulikan.
Sedekah bukan hanya sekedar uang
Untuk bersedekah tidak selamanya berkaitan dengan uang.
Bersedekah bisa dari berbagai bentuk dan cara, yang intinya berbagai kepada sesama.
Baik berbagi dari segi uang umumnya, bahan makanan, senyuman bahkan nasehat juga merupakan sebuah bentuk sedekah.
Memberi dan minta didoakan
Sebagian orang bersedekah dan meminta kepada penerima sedekah untuk mendoakan kebaikan pada dirinya.
Ustadz Muhammad Rizal mengatakan perkara demikian tidak masalah karena meminta kebaikan dengan cara berdoa kepada Allah.
“Berdoa dan mengharapkan kebaikan tidak masalah, berbuat kebaikan dan mengantungkan harapan kepada Allah, maka itu tidak masalah. Orang yang cerdas mengharapkan kebaikan dari sedekahnya,” katanya.
Dinaungi di Akhirat
Berbagi semampunya, tidak peduli berapa takaran maupun nominal, terpenting dalam sedekah unsur ikhlas lebih tinggi daripada unsur lainnya.
Bersedekah tanpa diketahui orang lain, atau memberi tangan kanan dan tidak diketahui tangan kiri, merupakan satu diantara kategori hamba yang dinaungi saat hari Akhir.
“Sedekah tidak diketahui orang lain masuk dalam kategori pada hari kiamat 7 kelompok manusia mendapatkan naungan, diantaranya adalah orang yang memberi tapi menyembunyikannya,” terangnya.
Memberi namun sekaligus mensyiarkannya tidak berkaitan dengan riya.
Perasaan riya saat berbagi terletak dalam hati, sehingga sulit untuk diketahui.
Sebagaimana kisah Rasulullah SAW yang meminta kepada umatnya untuk membeli sebuah sumur dari orang Yahudi.
Permintaan beli sumur demikian diumumkan Rasulullah SAW, sampai Utsman RA maju dan membeli sumur dari orang Yahudi dengan syarat dijual setengah.
“Ada orang yang memberi sekaligus dia melakukan syiar, sebagaimana kisah Rasulullah yang menganjurkan membeli sumur kepada umatnya, lalu datang Utsman RA membelinya, namun Yahudi tidak mau menjual penuh, ia menjual setengah dengan ketentuan, 3 hari dipakai orang muslim dan tiga hari dipakai oleh orang yahudi tersebut,” tambahnya.
Riya adalah mengharapkan selain pada Allah SWT, sehingga jika seorang hamba bersedekah dan mensyiarkannya, bukan berarti dirinya riya.