Luqman juga menasehati anaknya agar tidak mensyirikkan Allah. Ini perlu ditiru oleh ayah di masa sekarang dengan mengajarkan sifat 20 Allah kepada anak-anaknya.
“Ini penting sekali, Luqman kemudian berpesan kepada anaknya, sesungguhnya syirik, kufur kepada Allah itu, tidak tawakkal kepada Allah, itu adalah perkara paling besar. Jangan lakukan, kamu harus menjadi hamba Allah yang benar-benar taqwa.”
Lukman juga menasehati anaknya agar tidak angkuh karena Allah tidak suka dengan orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Namun, menurut Rahmadon, menyampaikan prestasi boleh-boleh saja, tetapi jangan berbangga dengan prestasi tersebut.
Pesan terakhir Luqman kepada anaknya agar terlepas dari fitnah dunia, yaitu sederhana dalam berjalan. Sederhana yang dimaksud, menurut Rahmadon, adalah menyesuaikan antara badan dengan pakaian dan sebagainya.
“Berjalan, bersikap, mengambil keputusan dengan sederhana. Melakukan perkara, yang mudah dipertanggungjawabkan, dan bermanfaat kepada semua orang sehingga orang tidak dengki kepada kita. Sederhana lah dalam berusaha, jangan berlebih-lebihan,” katanya.
Selain itu, dia mengatakan Luqman juga berpesan agar si anak bertutur kata dengan lemah lembut dan bijak. “Jangan menghina orang,” katanya.
“Pesan ini kalau kita terjemahkan dalam Hari Anak Nasional, sangat bagus,” seraya menekankan pesan Luqman kepada anaknya tersebut dapat menjadi rule model dalam mencetak generasi emas Indonesia untuk 100 tahun mendatang. (IA)