Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Malaikat dan Alam Semesta Menangis Karena Kepergian Ramadhan

Ketika datang malam terakhir Ramadhan, bumi dan para malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Nabi Muhammad

Saking mulianya bulan Ramadhan yang dianugerahkan kepada umat Nabi Muhammad SAW, di dalamnya terdapat suatu malam yang menyimpan pahala berlipat ganda, berupa kebaikan yang setara dengan seribu bulan yaitu lailatul qadar.

Sehingga layak dikatakan jika langit dan bumi pun menangis menyaksikan kepergian bulan Ramadhan, karena cintanya kepada umat Rasulullah SAW.

Betapa tidak, selama bulan suci penuh berkah ini, dosa-dosa diampunkan dan pintu taubat dibuka lebar-lebar. Sebagaimana kata Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan karena Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Bukhari-Muslim).

Memasuki akhir Ramadhan, yang seharusnya bersedih ialah kita sebagai umat Nabi Muhammad karena telah kehilangan bulan penuh kemuliaan dan ampunan.

Sebuah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang belum tentu dapat kita raih pada tahun-tahun berikutnya.

Sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sekiranya umatku ini mengetahui kebaikan di bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar sepanjang tahun ini semuanya menjadi Ramadhan,” (HR. Ahmad).

Sungguh tidak ada musibah yang lebih besar kecuali perginya b ulan Ramadhan. Habib Quraisy menukil perkataan Imam Hasan Al-Basri. Beliau berkata: “Berbuat baiklah di sisa Ramadhan niscaya diampuni kesalahan yang lalu maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena anda tidak tau kapan bisa meraih Rahmat Allah.” (Hilyah Auliya 11837)

Kaum mukmin juga ikut bersedih dengan kepergian bulan yang penuh berkah dilipatgandakannya amal ibadah. Seperti kata Ibnu Rajab Al-Hambali: “Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, Sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi.”

Perasaan gembira di akhir Ramadhan jelas menunjukkan bahwa kita masih belum memahami arti kebaikan dan kemuliaan bulan suci Ramadhan.

Semoga ke depan kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW senantiasa memperbaiki diri dan bersiap menyambut bulan Ramadhan berikutnya, tentunya dengan bersungguh-sungguh beribadah semata-mata untuk mengharap ridha-Nya. (IA/dbs)

author avatar
Redaksi
Redaksi INFOACEH.net

Lainnya

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tutup