Dalam kajian para ulama tasawuf dapat disimpulkan bahwa penyebab yang mengotori kebeningan hati bahkan merusaknya bermuara pada empat hal besar yang sangat mempengaruhinya. Empat hal tersebut bila dijelaskan secara lebih luas akan menjadi sepuluh macam penyakit yang umumnya dijelaskan dan dikupas dalam banyak karya para ulama ahli tasawuf. Empat hal yang dapat dijelaskan merupakan pintu gerbang masuknya berbagai penyakit yang merusak dan mengganggu kebeningan hati. Di antara empat hal itu adalah: banyak berbicara yang tidak penting, banyak melihat nikmat yang dimiliki orang lain, banyak makan, dan banyak interaksi yang tidak penting.
Obat mujarab untuk menjernihkan hati adalah: Membaca Al-Qur’an, berzikir, istighfar, berdoa, berselawat kepada Rasulullah Saw dan berbagai hal positif lainnya. Terakhir untuk menata hati khusus di Bulan Ramadhan adalah dengan mendirikan malam Bulan Ramadhan. Karena hal pertama yang Rasulullah ucapkan ketika beliau sampai di Madinah adalah mendirikan malam ketika manusia sedang terlelap. Sungguh karunia Allah begitu dekat dengan para hamba yang mau mendirikan malam. Hati yang kotor bisa dibersihkan dengan mendirikan ibadah di malam hari. Malam merupakan kereta terbaik seseorang untuk menuju kepada Tuhannya dalam keadaan damai. Apalagi di Bulan Ramadhan yang banyak hadits menerangkan keutamaan mendirikan Ramadhan yaitu ampunan dan surga Allah Swt.
Kiat-kiat yang telah disebutkan di atas merupakan teori normatif yang membutuhkan aplikasi dari individu muslim dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Jika mampu menerapkan resep-resep tersebut, maka anugerah hati yang tertata dan bening akan hadir menghampiri. Kebeningan hati merupakan harapan kita semua. Hanya dengan hati yang bening kita mampu menghadapi berbagai persoalan dan perbedaan yang terjadi dalam beragama dan bernegara. Sebesar apapun persoalan yang dihadapi tidak akan mampu menggoyahkan umat Islam, jika umat Islam mampu mengedepankan kebeningan hati dalam melihat persoalan yang di hadapi.**