“Oleh karena itu kita mesti waspada karena Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada kita,” tegasnya.
Kala Alquran dijadikan koleksi dan tidak ada lagi yang membaca dan isinya tidak ada lagi yang mengamalkan, dunia akan menjadi gelap gulita, huru hara, malapetaka terjadi dimana mana.
“Maka alangkah eloknya kita buatkan program dan ajak keluarga, kerabat dan sahabat dan seluruh elemen masyarakat hingga ke individu-individu untuk senantiasa menghidupkan dan menggalakkan Alquran dengan harapan tentunya sebagaimana yang telah dijanjikan Rasulullah.
Tentunya dengan kita membaca Alquran, kita semua mau dan menghendaki adanya syafaat yang diberikan kepada kita dari Allah SWT dan pertolongan pada Hari Kiamat kelak dari Alquran yang setiap hari kita baca.
“Kalau kita tidak sanggup untuk membaca satu hari satu juz, maka boleh kita membaca setengahnya. Kesibukan setiap orang berbeda-beda, akan tetapi minimal ada niat dan gerakan dari hati kita untuk terus membaca Alquran sehingga keberkahan membaca Alquran an akan terus terpancar di dalam hati dan kehidupan kita.
Dengan adanya gerakan dan keinginan dari hati kita untuk terus senantiasa membaca dan mengamalkan Alquran, maka Alquran akan datang di Hari Kiamat. Pada Hari Kiamat tidak ada pertolongan dan syafaat lain, kecuali Alquran akan datang kepada orang yang senantiasa menghidupkan hatinya dan membasahi lisannya untuk terus mempelajari dan membaca Alquran.
Insya Allah keberkahan Alquran akan kita gapai, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga keberkahan Alquran senantiasa meliputi kehidupan, mengiringi detak jantung, mengalir sebagaimana derasnya aliran darah dalam tubuh manusia, dan mengiringi setiap langkah dan aktivitas kita,” pungkas Ustadz Salman Alhafizh. (IA)