Banda Aceh — Film berjudul ‘Mufassir yang Terlupakan’ yang diangkat dari kisah perjalanan hidup ulama Aceh tempo dulu, Tgk Chik Di Lampaloh, berhasil menjuarai kompetisi film pendek Jejak Wali Nusantara.
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh mengumumkan daftar pemenang kompetisi film pendek Jejak Wali Nusantara, Senin (31/8). Kompetisi ini dimulai 15 Juni – 28 Agustus 2020.
Juara pertama diraih Mauliza Akbar dengan judul film “Mufassir yang Terlupakan”, juara kedua diraih Iil Askar Mondza dengan judul film “Syeikh Abdurrauf Al-Singkily, Ulama Toleran Pengawal Titah Empat Ratu”, dan juara 3 diraih Muliyadi dengan judul “Keuneubah-Warisan”.
Sementara, harapan satu diraih Suhardiyono dengan judul “Napak Tilas Habib Abubakar bin Husein Binfaqih”, juara harapan dua diraih Fikri MZ berjudul “Abu Hasan Krueng Kalee,” dan harapan tiga diraih Osama Al-Madani berjudul “Syiah kuala.”
Para pemenang berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai dengan total Rp 29 juta dan tropi. Dari 6 juara yang diumumkan, 3 karya terbaik akan diikut sertakan di kompetisi jejak wali nusantara tingkat nasional.
Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh, Dr H Iqbal Muhammad S.Ag, M.Ag menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemenang kompetisi ini. Ia mengatakan, seluruh peserta telah mengirimkan karya terbaiknya dan dewan juri telah memutuskan dengan sangat objektif.
“Semoga dengan adanya film-film ini, melahirkan kreativitas dan inovasi bagi semua kalangan, bahwa ternyata begitu banyak jejak wali yang belum terungkap dalam syiar agama Islam, tentu semua karya sudah bagus dan bermanfaat,” katanya.
Iqbal menjelaskan, kompetisi ini sangat penting, karena begitu banyak jejak wali dan ulama di nusantara yang belum didokumentasikan. Sehingga, melalui kompetisi ini, kisah hidup dan jejak para ulama dan wali di Aceh dapat diketahui khalayak ramai.
“Bumi Aceh terdapat banyak para wali yang tidak terekpos, saya pikir jejak wali di Aceh kalau ditampilkan secara baik tentu tidak kalah dengan jejak ulama di daerah lain,” sebut Iqbal.