Saat ini kita berada di awal tahun Hijriyah, bulan yang penuh kemuliaan, bulan Allah al-Muharram. Di tengah pergantian waktu ini, kita diingatkan bukan hanya soal perubahan kalender, tapi juga perubahan sikap, hati, dan kesadaran sosial kita. Bulan Muharram tidak hanya mengandung nilai spiritual seperti puasa dan zikir, tetapi juga mengandung nilai solidaritas dan kepekaan sosial, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dan diterangkan oleh para ulama kita.
Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul, “Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial ”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْـحَمْدُ لِلّٰهِ، الْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الشُّهُوْرَ مَوَاسِمَ لِلطَّاعَاتِ، وَخَصَّ مِنْهَا أَشْهُرًا مُبَارَكَاتٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، قَالَ تَعَالَىٰ: اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Segala puji dan syukur, marilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan kepada kita nikmat yang tak terhingga. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, suri teladan sepanjang zaman. Begitu juga kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi‘in, dan para ulama yang terus meniti jalan risalah dan menebarkan cahaya dakwah hingga hari ini.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang diwujudkan dalam sikap istiqamah dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Jangan sampai kita wafat dalam keadaan berpaling dari Allah, sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 102)