Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, kita berkumpul dalam majelis Jum’at di bulan yang juga dimuliakan Allah, yaitu bulan Muharram, bulan pertama dalam tahun Hijriyah, bulan yang disebut oleh Rasulullah ﷺ sebagai Syahrullah al-Muharram, Bulan Allah Muharram.
Dalam kitab Dhiya’ul Budur fi Fadha’ils Syuhur karya ulama nusantara, Surakarta, asy-Syaikh Muhammad Yasin al-Kaumani al-Jawi, menantu dari KH. Manshur Popongan Klaten, menyebutkan bahwa Muharram termasuk dalam al-asyhur al-hurum, yaitu bulan-bulan haram yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi di antaranya empat bulan haram….”
Bulan-bulan ini bukan sekadar angka di kalender. Ia adalah tanda-tanda kehormatan, di mana kita diperintahkan untuk menghormatinya dengan memperbanyak amal dan meninggalkan segala dosa serta kezaliman.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Muharram juga mengandung peristiwa agung: hijrahnya Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah. Hijrah yang bukan sekadar perpindahan tempat, tapi perubahan paradigma, dari keterasingan menuju kejayaan Islam, dari penindasan menuju kebebasan, dari keterpurukan menuju kebangkitan.
Oleh karena itu, setiap datangnya bulan Muharram, kita tidak cukup hanya mengganti kalender atau menyelenggarakan doa awal tahun, tetapi juga harus membarui niat, tekad, dan langkah dalam kehidupan.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ dalam hadis riwayat Muslim:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ
Artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.”
Adapun puncak dari amalan Muharram adalah puasa pada tanggal 10, dikenal sebagai hari Asyura’, yang dapat menghapus dosa setahun lalu, sebagaimana disebut dalam hadits sahih:
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa hari Asyura’, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.”