Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Nahi Mungkar Itu Berat, Tidak Semudah Amar Makruf

Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Dr Tgk H Ajidar Matsyah Lc MA

ACEH BESAR — Amar makruf dan nahi mungkar selalu disebutkan secara beriringan, namun dalam implementasinya tidak selalu beriringan.

Amar makruf dapat dilakukan oleh semua orang dan dapat dilakukan dengan mudah, sementara nahi mungkar itu Berat, tidak semudah amar makruf.

Praktek amar makruf bisa saja dilakukan oleh semua orang, tetapi tidak semua orang dapat melakukan nahi mungkar.

Padahal nahi mungkar merupakan bagian dari kesempurnaan iman seseorang. Tidak sempurna iman seseorang hanya dengan amar makruf, kalau belum melakukan nahi mungkar.

Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Dr Tgk H Ajidar Matsyah Lc MA menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jum’at di Masjid Al Ikhlas, Kantor LAN, Kecamatan Darul Imarah pada 8 Desember 2023 bertepatan 24 Jumadil Awwal 1445 Hijriah.

Ia menjelaskan, yang menjadi landasan akademis nahi mungkar dapat dilihat pada beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya Surat Ali Imran, ayat 104, yang artinya: Dan hendaklah di antara kalian ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran: 104).

Direktur Dayah Tinggi Samudera Pase Baktiya Aceh Utara ini menjelaskan, umat Islam dimana pun dan siapa saja diperintahkan dan bertanggung-jawab menyerukan kepada kebaikan dan menjalankan amar makruf, serta mencegah mungkar.

Untuk dapat melaksanakan tanggung-jawab nahi mungkar dimaksud diperlukan strateginya.

Ia menjelaskan, beberapa strategi nahi mungkar. Pertama, ilmu tentang mungkar dan jenis-jenisnya.

Strategi pertama pelaksanaan nahi mungkar ialah pengetahuan tentang mungkar dan jenis-jenisnya. Tujuannya agar dalam pelaksanaan nahi mungkar tidak salah sasaran dan salah hukum.

Jika pencegah mungkar dilakukan oleh jahil atau bodoh, karena ia bukan hanya tidak tercapai sasaran bahkan besar kemungkinan orang jahil atau bodoh akan merusak hal-hal telah baik, karena dilakukan tanpa ilmu pengetahuan tentang apa yang dilakukan.

“Yang dimaksud mungkar adalah setiap perkara yang dibenci dan diharamkan oleh syara’, baik dalam bentuk iktikad, ucapan maupun perbuatan. Di antara jenis mungkar yaitu
melakukan yang diharamkan, meninggalkan yang wajib, dan kekal atas dosa kecil. Kemungkaran lainnya mencampur aduk antara haq dan batil, membiarkan maksiat, dan menyediakan fasilitas maksiat,” ungkap Ajidar.

Menurut Ajidar, strategi kedua nahi mungkar bahwa pencegah mungkar harus terbebas dari mungkar, artinya sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Kalau pencegah mungkar masih berstatus pelaku mungkar, akan melahirkan kemungkaran baru.

Strategi ketiga nahi mungkar dilakukan dengan metode lemah lembut, karena pencegahan dengan lemah lembut akan menyadarkan pelaku kemungkaran, sebaliknya pencegahan dengan cara kasar justru akan memunculkan resistensi dari pelaku.

Ajidar menambahkan, strategi selanjutnya ialah kesabaran dalam melakukan pencegahan mungkar, karena nahi mungkar merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi.

“Untuk itu, pencegah mungkar harus memiliki sifat sabar dan daya tahan yang tinggi,” tegasnya.

Sementara dalam konteks keacehan perlu penambahan strategi nahi mungkar yaitu menghidupkan kembali “Pageu Gampong” atau keamanan kampung.

“Perkembangan hari ini, kemungkaran di sekitar kita semakin hari semakin bervariasi dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Jika dibiarkan akan menjadi wabah dalam masyarakat dan akan mengarah ke arah kehancuran identitas suatu bangsa. Tanggung-jawab ini merupakan tanggung-jawab bersama seluruh masyarakat Aceh,” pungkasnya. (IA)

author avatar
Redaksi
Redaksi INFOACEH.net

Lainnya

Nasib Hasto Diprediksi Mirip Tom Lembong
Ngaku Diseret-seret, Dian Sandi Pengunggah Foto Ijazah Jokowi Tetap Yakin
Dokter Gigi di Lubuklinggau Sumsel Digerebek Suami Saat Berduaan dengan Pria Muda di Indekos
Pinjaman Kopdes Merah Putih Berpotensi Gagal Bayar Rp 85,96 Triliun
Setelah bertahun-tahun hidup dalam gelap, Ibu Durnawati di Aceh Utara akhirnya dapat menikmati terang dari program listrik gratis PLN. (Foto: Ist)
Wagub Aceh Fadhlullah didampingi Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali bersilaturahmi dengan Sekjen MUI di kantor MUI Pusat, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Juli 2025. (Foto: Humas BPPA)
Seekor Sapi Dibakar dalam Latihan Ritual Sapi Merah di Utara Israel, Al-Aqsa Makin Terancam?
Mas Menteri Core Team

Mas Menteri Core Team

Opini
Dituduh Palsukan Akta, Rey Utami-Pablo Benua Dilaporkan ke Bareskrim
Viral Siswa Baru di Blitar Dianiaya Senior Saat MPLS, Dipanggil ke Belakang Toilet dan Dikeroyok
Jokowi Harus Diproses Hukum Jika IKN Turun Kelas
Ulama Sebut Kebijakan Pendidikan Dedi Mulyadi Diskriminatif
Kopda Bazarsah Dituntut Hukuman Mati Karena Tembak Tiga Polisi di Arena Sabung Ayam Way Kanan
PDIP No Comment soal Tidak Dapat Undangan di Kongres PSI
Simbol Rekonsiliasi atau Luka Lama yang Belum Sembuh?
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Tragis, Pria Tewas Setelah Tersedot ke Mesin MRI karena Pakai Kalung Logam
Prajurit TNI Tabrak Warga di Bantul hingga Tewas, Dandim Bantah Mabuk
Kata Kuasa Hukum soal Jokowi Tak Hadir Pemeriksaan dengan Alasan Recovery, tapi Sanggup ke Acara PSI
Tutup
Enable Notifications OK No thanks