Banda Aceh — Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda seantero negeri dapat disebabkan oleh ulah tangan manusia. Namun, virus tersebut melanda dunia saat ini lantaran kuasa Allah SWT.
“Pandemi ini bagi kita sebagai manusia, sebagai umat Islam, sebagai umat nabi, bukan hal yang baru. Malah Allah mengatakan, ‘Sungguh-sungguh Kami menguji kamu semuanya sedikit saja dari rasa takut’,” ujar Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim, MA dalam pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) melalui live streaming (Online) dari Kantin SMEA Lampineung Banda Aceh, Rabu (9/9) malam.
Pengajian yang dipandu Dosi Elfian itu, mengangkat tema ‘Arah Global Masa Pandemi dan Peran Cendikiawan Songsong Kebangkitan Islam’
Firman Allah yang disampaikan Prof Farid Wajdi termaktub dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 155, yang berbunyi,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Dalam tausiahnya, Prof Farid Wajdi turut memaparkan adanya perubahan isu asal mula kemunculan virus Corona. Padahal, kata Prof Farid, pada mulanya virus Corona itu disebutkan muncul lantaran manusia tidak menghargai kebersihan dan memakan makanan yang tidak bersih.
Namun belakangan isu itu menguap. Ada pihak-pihak tertentu yang menuduh bahwa virus ini diciptakan oleh manusia.
“Orang Amerika itu menuduh ulah China, sebagai senjata biologis China. (Sementara) China menuduh Amerika,” kata Prof Farid.
Aksi saling tuduh antara negara adidaya itulah yang kemudian memperkuat persepsi bahwa virus ini ciptaan manusia. Meskipun dugaan itu baru 50 persen kebenarannya.
Kendati ada yang beropini bahwa virus ini ulah manusia, tetapi Prof Farid Wajdi tidak menampik jika kemunculan Coronavirus Disease juga bagian dari murka Tuhan. Pendapat itu muncul lantaran pemimpin China pernah menyebutkan bahwa negaranya tidak lagi takut dengan siapapun.
“Sudah seperti Fir’aun. Ini mungkin kemurkaan Tuhan dan beredar hingga ke Eropa,” jelas Prof Farid.
Munculnya wabah tersebut tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan manusia di dunia, tetapi juga turut berdampak pada faktor ekonomi. Hal itu ditandai adanya beberapa negara yang mulai mengalami resesi.
Di sisi lain, pandemi tersebut kini juga mulai menyentuh dunia pendidikan. Menurut Prof Farid Wajdi hal ini sesungguhnya yang patut diwaspadai dari dampak pandemi tersebut.
“Hari ini kampus sudah diam, kemudian perguruan tinggi secara umum seperti tidak berfungsi, mahasiswa hari ini sudah seperti terbelenggu, ini persoalan yang sebenarnya. Karena kalau cendikiawan senjatanya itu berfikir, kata orang berfikir sejenak lebih baik daripada bekerja berhari-hari,” lanjut Prof Farid Wajdi.
Mantan Rektor UIN Ar Raniry tersebut mengatakan kondisi sekarang banyak cendikiawan diam. Padahal kondisi hukum dalam negeri sedang karut marut dan ekonomi negara hampir karam. Hampir semua sektor kian tidak jelas.
Di sinilah, menurut Prof Farid, diperlukan peran penting cendikiawan untuk mengkritisi selaku agen perubahan. “Kalau orang-orang ini tidak bergerak, tidak ada harapan,” katanya. (IA)